Aksi korporasi ini menunjukkan spirit Holding Farmasi yang semakin fokus dalam mendukung perkembangan ekosistem kesehatan di Indonesia
Induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) Bio Farma Holding, mendukung penyelesaian investasi di Kimia Farma Group untuk memperkuat ekosistem kesehatan di Indonesia.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir dalam keterangan tertulisnya diterima di Bandung, Selasa, menyebutkan, pihaknya mengapresiasi penyelesaian transaksi investasi Indonesia Investment Authority (INA) dan Silk Road Fund (SRF) pada PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA).
Melalui penyelesaian transaksi investasi ini, INA dan SRF resmi menjadi investor strategis KAEF dan KFA dengan mengambil bagian atas penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) KAEF, dan mengambil bagian 40 persen saham pada anak perusahaannya, KFA.
KFA merupakan entitas usaha KAEF dengan portofolio bisnis ritel apotek dengan sebaran lebih dari 1.170 pusat layanan di seluruh Indonesia.
Pada acara B20 Summit November 2022, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir; Direktur Utama KAEF, David Utama; Direktur Utama KFA, Nurtjahjo Walujo Wibowo dan Ridha Wirakusumah, selaku Ketua Dewan Direktur INA; beserta Chairwoman of The Board of Directors SRF, Zhu Jun; telah menandatangani Perjanjian Pengambilan dan Pembelian Saham Bersyarat (Conditional Share Subscription and Purchase Agreement) dan dokumen-dokumen transaksi lainnya.
Baca juga: Bio Farma tanam seribu pohon di Gunung Masigit Kareumbi
Baca juga: Holding BUMN Farmasi kenalkan logo baru
Baca juga: Bio Farma tanam seribu pohon di Gunung Masigit Kareumbi
Baca juga: Holding BUMN Farmasi kenalkan logo baru
”Aksi korporasi ini menunjukkan spirit Holding Farmasi yang semakin fokus dalam mendukung perkembangan ekosistem kesehatan di Indonesia. Pencapaian ini sejalan dengan semangat dan arahan Menteri BUMN agar Indonesia menjadi negara yang berdaulat di sektor kesehatan,” kata Honesti.
Menurut Honesti, perjanjian ini merupakan bentuk lebih lanjut dari kemitraan yang lebih luas, dan kerja sama jangka panjang antara SRF dan INA.
Sebelumnya, pada Juni 2022, INA dan SRF menandatangani Kerangka Kerja Sama Investasi (Investment Framework Agreement) untuk memfasilitasi kerja sama investasi keduanya di Indonesia, guna meningkatkan kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Ridha Wirakusumah, selaku Ketua Dewan Direktur INA mengatakan layanan kesehatan di Indonesia menawarkan peluang menarik bagi para investor, mengingat besarnya ukuran pasar dan kelas menengah yang tumbuh pesat di Indonesia.
Bahkan, dengan investasi tersebut, INA akan mengakselerasi akses layanan kesehatan di seluruh Indonesia, mengoptimalkan jaringan ritel dan distribusi serta mempercepat digitalisasi sistem layanan kesehatan untuk mencapai segmen pasien dan pelanggan yang lebih luas.
Chairwoman of The Board of Directors SRF, Zhu Jun menambahkan penyelesaian transaksi investasi ini menandai dimulainya tahap baru kerja sama antara SRF, INA, KAEF, dan KFA.
"Dalam bekerja sama dengan mitra kami, SRF akan menyediakan sumber daya yang efektif untuk mendukung KAEF dan KFA, agar keduanya dapat mempertajam keunggulan mereka, dan menangkap peluang di industri kesehatan Indonesia yang menjanjikan dan berkembang dengan cepat," katanya.
"Kami berharap investasi ini menjadi proyek unggulan dari kerja sama antara Tiongkok-Indonesia di bawah Belt and Road Initiative,” kata Zhu Jun.
Baca juga: BRI berkolaborasi dengan Bio Farma membangun ekosistem "healthcare"
Baca juga: Bio Farma dan tekad mewujudkan ekosistem kesehatan masa depan
"Kami berharap investasi ini menjadi proyek unggulan dari kerja sama antara Tiongkok-Indonesia di bawah Belt and Road Initiative,” kata Zhu Jun.
Baca juga: BRI berkolaborasi dengan Bio Farma membangun ekosistem "healthcare"
Baca juga: Bio Farma dan tekad mewujudkan ekosistem kesehatan masa depan
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023