Albanese akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak di San Diego, AS, pada Senin, untuk mengumumkan program pertahanan yang dikenal sebagai AUKUS itu.
"Saya juga telah berbicara dengan para pemimpin lain di kawasan untuk menjelaskan posisi kami. Pemberitahuan itu diterima dengan baik dan dipahami mengapa kami melakukan ini," kata Albanese kepada wartawan, Minggu (12/3).
Di dalam negeri, Albanese berada di bawah tekanan untuk menunjukkan bahwa proyek pertahanan termahal dalam sejarah Australia itu bisa dijangkau dan akan menghasilkan lapangan kerja serta dorongan bagi industri lokal.
Baca juga: Australia ingin punya kapal selam nuklir demi jaga stabilitas
Reuters melaporkan bahwa diharapkan kapal selam pertama akan dibeli dari AS dan pada tahap akhir AUKUS, proyek bersama akan melibatkan desain Inggris.
Pemodelan pemerintah menunjukkan 20.000 pekerjaan, termasuk 8.500 di bidang konstruksi kapal selam, akan diciptakan di Australia selama 30 tahun, menurut laporan surat kabar lokal Australia pada Senin.
"Ini tentang pekerjaan, termasuk pekerjaan dan manufaktur, serta Adelaide khususnya akan menjadi penerima manfaat besar dari pengumuman ini, serta Australia Barat," kata Albanese kepada wartawan pada Sabtu (11/3).
Baca juga: Australia: Pembangunan pertahanan untuk perdamaian dan stabilitas
Pakta keamanan AUKUS yang dibentuk tiga negara tersebut pada 2021 menjadi landasan bagi Australia untuk mendapatkan teknologi dan kemampuan kapal selam bertenaga nuklir di tengah semakin besarnya usaha China membangun militernya di kawasan Indo-Pasifik.
Di lain pihak, China menyatakan keberatan atas transfer teknologi nuklir ke Australia.
Proyek AUKUS dinilai bertujuan untuk melawan penumpukan militer China dan tekanannya terhadap Taiwan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Indonesia, Australia bahas isu pertahanan dan keamanan kawasan
Baca juga: China tak puas laporan IAEA soal kapal selam nuklir AUKUS
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023