• Beranda
  • Berita
  • Hari Perawat Nasional, perlindungan perawat dari diskriminasi didorong

Hari Perawat Nasional, perlindungan perawat dari diskriminasi didorong

18 Maret 2023 00:08 WIB
Hari Perawat Nasional, perlindungan perawat dari diskriminasi didorong
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani dalam webinar Catahu 2023 bertajuk "Kekerasan terhadap Perempuan di Ranah Publik dan Negara: Minim-nya Pelindungan dan Pemulihan", di Jakarta, Selasa (7/3/2023). (ANTARA/ Anita Permata Dewi)
Komnas Perempuan mendorong pemerintah meratifikasi Konvensi ILO 190 tentang Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja, serta mempertahankan perlindungan dan standar kerja perawat dalam RUU Omnibus Law Kesehatan.

"Negara dan semua pihak perlu memastikan implementasi kebijakan perlindungan bagi perawat dengan mendukung pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 190 tentang Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja serta mempertahankan perlindungan perawat dalam RUU Omnibus Law Kesehatan," kata Anggota Komnas Perempuan Retty Ratnawati saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: KPAI minta Pemprov Sumsel fasilitasi pelatihan perawat rumah sakit

Hal itu disampaikan Komnas Perempuan dalam memperingati Hari Perawat Nasional, 17 Maret 2023.

Retty Ratnawati mengatakan, dalam melaksanakan tugasnya, perawat menghadapi sejumlah risiko.

"Apalagi di masa krisis seperti situasi perang, bencana, dan pandemi seperti saat COVID-19. Karena tugasnya itu, perawat berisiko terpapar penyakit," kata Retty Ratnawati yang juga seorang dokter ini.

Baca juga: Menteri PPPA minta Kemenkes tingkatkan perlindungan pasien

Selain itu, perawat juga rentan mendapatkan kekerasan berbasis gender, terutama perawat perempuan.

Menurut dia, kerentanan atas kekerasan dan diskriminasi yang dihadapi perawat perempuan berhubungan langsung dengan struktur sosial yang menempatkan perempuan sebagai subordinat laki-laki.

"Konstruksi masyarakat mempengaruhi cara pandang dan perlakuan pasien terhadap perawat perempuan," katanya.

Baca juga: Mahasiswa desak pengesahan RUU Keperawatan

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2021, perawat perempuan menempati jumlah terbesar, mencapai 71 persen dari 511.191 jumlah perawat di Indonesia.

Komnas Perempuan mencatat bahwa perawat perempuan menghadapi kerentanan kekerasan, khususnya kekerasan seksual.

Komnas mencatat pelaku kekerasan bisa dari pihak yang dirawat, rekan kerja, maupun orang yang tidak dikenal. Dalam rentang tahun 2022-2023, ada 9 kasus kekerasan terhadap perawat perempuan yang dilaporkan ke Komnas Perempuan.

Baca juga: PPNI sebut upah layak bagi perawat tiga kali UMP

Tiga diantaranya adalah kekerasan yang terjadi di tempat kerja yang dilakukan oleh atasan dan rekan kerja.

"Kondisi ini dapat pula diamati dari pemberitaan media, misalnya dalam kasus penganiayaan oleh keluarga pasien di Palembang, kasus pembakaran oleh orang tidak dikenal di Malang, dan kasus di Medan, yakni pelecehan seksual dari rekan kerja," tambah Tiasri Wiandani, Anggota Komnas Perempuan bidang isu perempuan pekerja.

Baca juga: Gubernur Jatim: Perawat beri peran signifikan selama pandemi
Baca juga: Peluang perawat kerja di luar negeri terkendala kemampuan bahasa

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023