• Beranda
  • Berita
  • Minyak turun di Asia, krisis perbankan dan permintaan China jadi fokus

Minyak turun di Asia, krisis perbankan dan permintaan China jadi fokus

28 Maret 2023 15:32 WIB
Minyak turun di Asia, krisis perbankan dan permintaan China jadi fokus
Ilustrasi - Harga minyak dunia turun (ANTARA/Shutterstock/am)
Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia pada Selasa sore, setelah mencatat reli di sesi sebelumnya dengan pasar fokus pada perkembangan krisis perbankan dan indikasi penguatan permintaan di China.

Harga menyusut setelah naik pada laju tercepat dalam lebih dari empat bulan pada Senin (27/3/2023).

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun satu sen menjadi diperdagangkan di 72,80 dolar AS per barel pada pukul 06.51 GMT. Minyak mentah berjangka Brent turun 19 sen menjadi diperdagangkan di 77,93 dolar AS per barel.

"Meskipun risiko tetap ada di sistem perbankan di tengah peristiwa baru-baru ini, pembelian minyak mentah bisa menjadi tren yang berlaku dalam waktu dekat," kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.

Harga naik di sesi sebelumnya setelah Turki berhenti memompa minyak mentah dari Kurdistan melalui pipa menyusul keputusan arbitrase yang mengonfirmasi persetujuan Baghdad diperlukan untuk mengirimkan minyak.

Pengumuman Senin (27/3/2023) bahwa First Citizens BancShares Inc akan mengakuisisi simpanan dan pinjaman dari Silicon Valley Bank yang gagal memicu optimisme tentang kondisi sektor perbankan yang mengguncang pasar keuangan.

Harga minyak juga kemungkinan akan terus mendapat dukungan dari indikasi pulihnya permintaan China.

Impor minyak mentah China diperkirakan akan meningkat 6,2 persen pada 2023 menjadi 540 juta ton, menurut perkiraan tahunan oleh unit penelitian China National Petroleum Corp pada Senin (27/3/2023).

"PMI (Indeks Manajer Pembelian) manufaktur dan jasa China akan menjadi penggerak ekonomi utama untuk harga minyak karena data positif kemungkinan besar akan semakin meningkatkan prospek permintaan," kata Teng.

Stok minyak mentah AS diperkirakan naik sekitar 200.000 barel pekan lalu, sebuah jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (27/3/2023).

American Petroleum Institute (API), sebuah grup industri akan mempublikasikan data persediaannya pada Selasa pukul 16.30 waktu setempat dan Badan Informasi Energi AS pada Rabu pukul 10.30 waktu setempat.

Baca juga: Dolar melemah di Asia karena kekhawatiran bank reda
Baca juga: Emas tergelincir 30 dolar karena selera risiko meningkat
Baca juga: Wall Street ditutup beragam, kesepakatan SVB angkat saham bank

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023