Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot 23 sen atau 0,31 persen, menjadi menetap di 72,97 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei tergelincir 37 sen atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 78,28 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
"Pasar mencoba menemukan keseimbangan," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, mencatat pembelian dana besar-besaran selama dua hari terakhir.
Di sisi pasokan, kekhawatiran pengetatan setelah penarikan stok minyak AS yang tidak terduga dan penghentian beberapa ekspor minyak Kurdistan Irak sebagian diimbangi oleh pengurangan produksi yang lebih kecil dari perkiraan di Rusia.
Stok minyak mentah AS turun secara tak terduga minggu lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan karena kilang-kilang meningkatkan operasi setelah musim pemeliharaan dan impor AS turun ke level terendah dalam dua tahun.
Data EIA juga menunjukkan penarikan stok bensin yang lebih besar dari perkiraan, menyiratkan permintaan yang kuat menuju musim panas.
"Laporan EIA hari ini bullish, tetapi cerita yang lebih luas jauh lebih menantang saat ini," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York, mengutip kekhawatiran ekonomi dan kekhawatiran pasokan.
Berita tentang penurunan persediaan yang mengejutkan datang di atas 450.000 barel per hari (bph) dari penghentian ekspor minyak mentah pada Sabtu (25/3/2023) dari wilayah Kurdistan utara semi-otonom Irak menyusul keputusan arbitrase.
Perusahaan minyak Norwegia DNO mengatakan telah mulai menghentikan produksi di ladangnya di Kurdistan. Ladang Tawke dan Peshkabir milik perusahaan menghasilkan rata-rata 107.000 barel per hari pada 2022, seperempat dari total ekspor Kurdi.
Aktivitas minyak dan gas AS terhenti pada kuartal pertama karena keuntungan produksi melambat dan pandangan para pengebor berubah menjadi negatif, sebuah survei yang dirilis oleh Federal Reserve Dallas menunjukkan.
Namun, kekhawatiran pasokan mereda dengan laporan bahwa produksi minyak Rusia turun sekitar 300.000 bph dalam tiga minggu pertama Maret, kurang dari pemotongan yang ditargetkan sebesar 500.000 bph.
Sementara itu, pasar juga menunggu kejelasan tentang krisis perbankan dan rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve AS. Harga minyak telah jatuh ke level terendah 15 bulan pada 20 Maret setelah pasar keuangan global bergolak karena jatuhnya dua pemberi pinjaman AS dan penyelamatan Credit Suisse.
Dolar beringsut lebih tinggi terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya, menghentikan penurunan baru-baru ini. Greenback yang lebih kuat merugikan permintaan minyak karena minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang asing lainnya.
Baca juga: Minyak naik untuk hari ke-3 di Asia terkait kekhawatiran pasokan Kurdi
Baca juga: Rubel Rusia melemah saat periode pembayaran pajak berakhir
Baca juga: Minyak naik di awal perdagangan Asia ditopang kekhawatiran pasokan
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023