Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Yayasan Seribu Cita Bangsa bekerja sama melatih ribuan bidan untuk mengatasi permasalahan stunting yang menimpa anak Indonesia.
“BKKBN bersama Yayasan Seribu Cita Bangsa melalui program 1.000 Days Fund selama tahun 2022 telah melatih 2.544 bidan dan 41.328 kader KB untuk meningkatkan pelayanan (service level) Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mendampingi keluarga,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Kamis.
Hasto menuturkan melalui program 1.000 Days Fund, kedua belah pihak sudah membagikan 181.750 Poster Pintar Peduli Stunting (Penting) di empat Provinsi yakni Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sepanjang tahun 2022.
Poster tersebut dijadikan sebagai alat peraga yang bisa digunakan TPK dalam mendampingi keluarga untuk bantu turunkan stunting. Selama masa pelatihan, bidan yang datang ke keluarga akan membawa poster tersebut untuk ditempel di rumah warga sambil mengedukasi terkait stunting.
Baca juga: BKKBN: Keterlibatan TNI amat penting untuk bangun bangsa berkualitas
Baca juga: BKKBN: Daerah pelosok perlu intervensi khusus turunkan stunting
Hasto menjelaskan poster tersebut berisi tiga pesan kunci dalam upaya pencegahan stunting, yaitu tentang pengertian stunting, akibat jika anak terkena stunting, dan cara mencegahnya.
Dalam kesempatan itu, Hasto turut meminta Satgas stunting di tiap provinsi didampingi oleh tiga perwakilan 1.000 Days Fund untuk mengawasi pembagian dan penempelan Poster Penting di rumah-rumah warga.
“Poster Penting tersebut dapat menjadi early warning system sebelum dilakukannya pengukuran dengan alat ukur yang telah terstandadisasi oleh Kementerian Kesehatan. Jadi pesannya hanya untuk skrining awal bukan untuk menentukan stunting atau tidak stunting,” katanya.
Koordinator Program 1.000 Days Fund Velofa Theresia menambahkan, hasil dari pelatihan yang diberikan kepada TPK bersama dengan poster yang tersebar adalah sebanyak 69 persen keluarga mulai menerapkan pencegahan stunting dari target sebesar 90 persen yang ditentukan.
“Pencegahan stunting yang kita tekankan yang sudah mulai menerapkan adalah perilaku memberikan makanan bergizi untuk anak. Tetapi pola asi eksklusif masih kurang, ANC (Antenatal Care)-pun masih kurang, kunjungan datang ke posyandu juga masih kurang," katanya.
Oleh karenanya, Velofa berharap pelatihan pendampingan di lapangan secara virtual (by call) terkait pengawasan dan penempelan Poster Penting itu, bisa menyampaikan pesan yang baik sebagai wadah edukasi stunting pada masyarakat secara luas.*
Baca juga: BKKBN: Audit kasus stunting berhasil jika semua pihak mau bekerja sama
Baca juga: BKKBN: Anggaran layanan KB disediakan untuk turunkan angka kelahiran
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023