• Beranda
  • Berita
  • Sri Mulyani: Upaya RI dalam aksi iklim sejalan dengan ASEAN

Sri Mulyani: Upaya RI dalam aksi iklim sejalan dengan ASEAN

2 April 2023 16:03 WIB
Sri Mulyani: Upaya RI dalam aksi iklim sejalan dengan ASEAN
Arsip foto - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan saat acara High Level Dialogue (Seminar) on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Rabu (29/3/2023). Acara tersebut merupakan rangkaian dari ASEAN Finance and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) yang berkaitan dengan tiga Priorities Economic Deliverables (PEDs) Keketuaan ASEAN Indonesia yaitu Recovery-Rebuilding, Digital Economy, and Sustainability/pri.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan upaya Indonesia dalam aksi perubahan iklim sejalan dengan ASEAN, yang terlihat dari segi taksonomi hijau.

Indonesia sangat memahami bahwa setiap kebutuhan pendanaan iklim membutuhkan sebuah kerangka kerja yang dapat dijadikan rujukan bagi seluruh pihak. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia telah menyusun dokumen taksonomi hijau sebagai dasar pedoman investasi hijau.

Taksonomi hijau tersebut dapat menjadi tolak ukur bagi negara lainnya sebagai bagian dari aksi konkrit untuk menurunkan emisi. Taksonomi hijau Indonesia ini juga sejalan dengan The ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance (ATSF) Versi 2 yang telah diluncurkan pada bulan Maret 2023.

Baca juga: Sri Mulyani nilai ASEAN Taxonomy beri kepastian bagi sektor keuangan

Ia menjelaskan ATSF Versi 2 dapat mengakomodasi kebutuhan asesmen yang lebih menyeluruh terkait “bagaimana dan dimana” kontribusi program penghentian batu bara untuk ditempatkan sebagai upaya dekarbonisasi dalam mendukung Perjanjian Paris.

Pemerintah Indonesia terus berupaya memenuhi komitmen aksi perubahan iklim. Dalam hal ini, pemerintah menjalankan komitmennya dengan mekanisme pasar maupun non mekanisme pasar.

“Indonesia telah mengeluarkan kebijakan fiskal untuk mendukung aksi perubahan iklim," tuturnya.

Kebijakan tersebut seperti memberikan insentif pajak, tax holiday, dan penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) serta bea masuk untuk aksi yang terkait sektor energi terbarukan dan penghentian batu bara.

Baca juga: Menkeu lihat situasi pasar sebelum terbitkan obligasi hijau di 2023

Sri Mulyani menyampaikan aktivitas yang menghasilkan emisi merupakan isu lintas batas, sehingga implementasi untuk pasar karbon memiliki kompleksitas tersendiri di antaranya terkait yurisdiksi, klaim, dan pihak negara yang berhak mendapatkan penerimaan.

Indonesia menyambut baik dukungan internasional berupa dukungan teknis, pinjaman, maupun hibah dalam pengembangannya.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023