Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan tiga tantangan untuk mengendalikan inflasi pangan pada tahun 2023 supaya masyarakat sejahtera dan keadaan politik stabil.
Tantangan pertama adalah inflasi global saat ini masih tinggi meskipun sudah menurun dari 10 persen dari tahun lalu menjadi sekitar 5-6 persen pada tahun 2023.
“Karena itu, sesuai arahan Presiden, seluruh dunia tangani inflasi sehingga kita kena imbas (secara ekonomi). Mengapa Bank Indonesia betul-betul jaga nilai tukarnya stabil ? Supaya harga-harga di dalam negeri stabil,” ucapnya dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jawa 2023 dengan tema “Sinergi dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional Melalui Penerapan Digitalisasi dan Hilirisasi Pertanian di Jawa: Gemah Ripah Loh Jinawi” yang dipantau secara virtual, Jakarta, Rabu.
Untuk tantangan kedua ialah kecukupan pasokan pangan di daerah dan antar daerah. Misalnya, daerah Jawa Barat yang menjadi lumbung padi bisa menyuplai komoditas tersebut ke daerah lainnya.
Baca juga: Gubernur BI nilai sistem keuangan di seluruh negara ASEAN tangguh
Menurut Perry, diperlukan ketahanan dan produksi pangan dengan memanfaatkan agri farming yang telah terdigitalisasi.
Adapun tantangan terakhir yaitu faktor musiman yang membuat inflasi pangan harus dikendalikan.
“Sekarang akan hadapi lebaran. Bagi yang punya barang jangan disimpan, rakyat membutuhkan beras, minyak goreng, telur, ayam, apapun, harus ada di pasar-pasar sehingga ini betul-betul suplainya ada.
Demikian juga musimannya ada pada triwulan III dan IV karena faktor musim cuaca yang tak baik dan harus kita atasi bersama,” kata Gubernur BI.
Pada 18 Agustus 2022, Presiden Joko Widodo disebut telah mengarahkan jajarannya untuk mengendalikan pangan. Sejumlah cara yang dilakukan antara lain mengadakan pasar murah di 2.636 titik, 63 Kerjasama Antar Daerah (KAD), 75 program Subsidi Ongkos Angkut (SOA), 2,39 juta polybag dalam program gerakan tanam cabai, replikasi model bisnis, penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta sarana produksi pertanian (saprotan), hingga digitalisasi.
“Kalau harga pangan terkendali dan terjangkau, maka urusan perut selesai. Kalau urusan perut selesai, ya tentu saja stabil, rakyatnya sejahtera,” ujar Perry.
Baca juga: Gubernur BI nilai ASEAN harus bekerja sama dalam tangani aset kripto
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023