• Beranda
  • Berita
  • BMKG IV Makassar perkirakan hilal muncul 1,22 derajat usai gerhana

BMKG IV Makassar perkirakan hilal muncul 1,22 derajat usai gerhana

20 April 2023 15:10 WIB
BMKG IV Makassar perkirakan hilal muncul 1,22 derajat usai gerhana
Suasana proses berlangsungnya gerhana matahari hibrida disaksikan di layar monitor kantor BMKG Wilayah IV Makassar, Sulawesi Selatan, Jalan Prof Basalamah, Makassar, Kamis (20/4/2022). ANTARA/Darwin Fatir.
Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memperkirakan usai gerhana matahari hibrida maka akan muncul bulan baru atau hilal akhir Ramadhan 1444 Hijiriah dengan ketinggian 1,22 derajat.

"Nanti sore kita amati di Wisata Pantai Gelesong Takalar untuk memantau wilayah di Sulsel berapa ketinggian hilal di atas ufuk ketika tadi terjadi proses gerhana," ujar Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Irawan Slamet di kantornya, Jalan Prof Basalamah, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Menurut dia, biasanya proses gerhana itu terjadi gravitasi atau tarik menarik, antara bulan dan matahari sehingga berpengaruh terhadap air pasang laut dan angin. Meski demikian, itu merupakan hal yang wajar dan normal.

"Nanti sore kita lihat ketinggian hilal itu, diperkirakan 1 derajat 22 menit di atas ufuk untuk wilayah Makassar. Prosesnya nanti mudah-mudahan tidak terhalang awan bisa disaksikan selama tujuh menit menjelang matahari tenggelam," paparnya.

Baca juga: MUI minta saling hormati dalam sikapi potensi perbedaan Idul Fitri

Baca juga: BMKG pantau hilal 1 Syawal dan gerhana matahari di Dermaga Cinta Ancol


Berdasarkan hitungan, apabila hilal terlihat sudah berada di atas satu derajat pada pemantauan hari ini, Kamis (20/4), maka diprediksi ketinggian hilal pada Jumat (21/4) di atas 10 derajat.

Sedangkan di daerah Aceh wilayah Indonesia Barat juga sudah di atas 14 derajat dan di Marauke wilayah Indonesia timur di atas lima derajat dan wilayah Indonesia tengah seperti di Kota Makassar, Sulsel diperkirakan 11-12 derajat.

Ia menjelaskan fenomena gerhana matahari hibrida tentu akan berpengaruh dan bisa memunculkan hilal, berbeda ketika gerhana tersebut terjadi pada saat sore hari.

Mengenai penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, kata dia, tugas BMKG hanya mengamati dan memantau hilal guna memastikan apakah sudah masuk bulan baru atau tidak.

"Kalau soal penentuan hari raya tentu itu kebijakan pemerintah dan lembaga agama terkait. Kami hanya menjalankan perintah memantau hilal untuk selanjutnya dilaporkan ke pimpinan," katanya.
 
Pegawai BMKG memantau proses gerhana matahari hibrid melalui teleskop dan disambungkan ke layar monitor di kantor BMKG Wilayah IV Makassar, Sulawesi Selatan, Jalan Prof Basalamah, Makassar, Kamis (20/4/2022). ANTARA/Darwin Fatir.



Sedangkan untuk proses terjadinya gerhana matahari hibrida mulai kontak pertama pada pukul 10.41 Wita kemudian pada puncaknya terjadi pukul 12.12 Wita dan masa terakhir kontak pukul 13.45 Wita.

Proses gerhana selama tiga jam empat menit dengan terlihat 77 persen matahari tertutup bulan, di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya.

Rencananya, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Agama, bersama DPR RI serta beberapa lembaga islam akan melaksanakan rapat isbat penentuan akhir Ramadhan 1444 Hijriah.

Pelaksanaan Lebaran tahun ini apakah Jumat (21/4) atau Sabtu (22/4), belum ada kepastian karena masih menunggu hasil pemantauan hilal dari instansi berwenang. Sedangkan organisasi Muhammadiyah telah memastikan berlebaran dan menunaikan Shalat Id Idul Fitri 1444 Hijriah pada Jumat besok.*

Baca juga: Tim Falakiyah Papua pantau hilal 1 Syawal di Kabupaten Biak Numfor

Baca juga: Perbedaan Lebaran di Zaman Digital

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023