"Lebih bagus memang berjalan sendiri-sendiri," ujar Saktiawan kepada ANTARA di Medan, Rabu.
Menurut pria yang sebagai pemain mencatatkan 100 penampilan bersama PSMS Medan itu, ketika Liga 1 dan Liga 2 berada dalam satu naungan operator yakni PT Liga Indonesia Baru (LIB), Liga 2 seperti terlupakan.
Kompetisi kasta kedua persepakbolaan Indonesia tersebut pun mengalami kesulitan-kesulitan, salah satunya ketika mencari sponsor utama.
Saktiawan menilai, LIB seperti hanya fokus pada Liga 1. Liga 2 mesti berjibaku sendiri dengan tantangan-tantangannya.
"Ketika operator hanya satu, mereka hanya fokus ke Liga 1. Makanya berpotensi menimbulkan sesuatu yang bisa 'diatur'," kata laki-laki yang pernah bermain bersama timnas Indonesia di Piala AFF 2004 dan 2007 itu.
Baca juga: Saktiawan sepakat PSSI sanksi klub jika suporter berulah
Saktiawan menegaskan, adalah sebuah kekeliruan jika cuma mementingkan Liga 1 semata.
Sebab, kualitas Liga 1 tidak bisa dilepaskan dari Liga 2 bahkan Liga 3. Salah satu indikasinya, banyak klub Liga 1 yang menggunakan jasa pemain Liga 2 dan Liga 3.
"Nantinya, pemain-pemain terbaik dari sana juga memperkuat tim nasional," tutur Saktiawan.
Pembentukan operator baru untuk Liga 2 sudah disepakati oleh tim-tim peserta dalam Sarasehan Sepak Bola di Surabaya, awal Maret 2023.
Operator tersebut diharapkan dapat mengelola Liga 2 2023-2024 yang rencananya digelar pada November 2023-Juni 2024. Pada musim terkini itu, Liga 2 akan berganti nama menjadi Liga Nusantara, seiring dengan perubahan Liga 1 menjadi Liga Indonesia.
Terkait operator anyar tersebut, PT Liga Indonesia Baru, yang menangani pelaksanaan Liga 1 dan 2 sejak tahun 2017, berjanji akan membantu pendiriannya berbekal pengalaman yang mereka miliki.
Baca juga: PSSI minta keuangan PT LIB diaudit sebelum musim baru Liga Indonesia
Baca juga: Persebaya dukung Erick Thohir audit keuangan PSSI dan LIB
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023