Sebanyak 11 kasus dilaporkan dari ibukota Seoul, kemudian dua dari Provinsi Gyeonggi dan tiga lainnya dari Incheon, Busan dan Gwangju, menurut laporan Kantor Berita Yonhap, mengutip Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.
Dari 16 pasien, 14 di antaranya adalah warga negara Korsel dan dua warga asing, serta tidak ada di antara mereka yang melakukan perjalanan ke luar negeri dalam tiga pekan terakhir, menurut badan itu.
Korsel mencatat kasus cacar monyet pertama pada Juni tahun lalu dan empat kasus tambahan hingga Maret. Lima kasus pertama yang terkait dengan perjalanan ke luar negeri.
Cacar monyet ditularkan ke manusia melalui kontak erat dengan orang atau hewan terinfeksi, atau dengan benda yang terkontaminasi dengan virus tersebut.
Pasien biasanya mulai menunjukkan gejala seperti demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri punggung dan nyeri otot sebelum timbulnya ruam pada kulit, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang berbasis di AS melaporkan lebih dari 86 ribu kasus penyakit virus dan 119 kematian sejak Januari 2022 di seluruh dunia.
Tahun lalu, WHO mengganti nama cacar monyet menjadi mpox, mengatakan nama penyakit itu terdengar seperti "bahasa rasis dan membuat stigma."
Kedua nama itu akan digunakan secara serempak dalam satu tahun sementara istilah "cacar monyet" secara bertahap akan dihapus, tambah organisasi itu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Hindari stigma negatif, WHO ubah nama cacar monyet jadi "mpox"
Baca juga: Dokter: Pemeriksaan lab diperlukan untuk pastikan diagnosis monkeypox
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023