Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi pemanfaatan teknologi Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) di pabrik semen PT Conch South Kalimantan Cement (CSKC) di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.Proyek WHRPG yang dibangun oleh PT CSKC ini dapat mengubah gas sisa menjadi energi listrik yang kemudian dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan produksi pabrik semen.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi dalam peresmian proyek WHRPG di Tabalong, Kalsel, Selasa, mengapresiasi PT CSKC yang mendukung komitmen pemerintah dalam penurunan emisi GRK dengan menggunakan pembangkit listrik ramah lingkungan WHRPG berkapasitas 7 hingga 11 megawatt (MW) yang dihasilkan dari lini produksi klinker di pabrik sebesar 2 x 3.200 ton/hari.
“Proyek WHRPG yang dibangun oleh PT CSKC ini dapat mengubah gas sisa menjadi energi listrik yang kemudian dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan produksi pabrik semen,” katanya dalam keterangan di Jakarta.
Baca juga: Kemenperin siap bantu IKM optimalkan teknologi pengolahan produk
Menurut dia, hal itu juga sejalan dengan upaya pemerintah yang tengah membangun sistem kelistrikan hijau rendah karbon dan ramah lingkungan sebagai bagian dari komitmen nasional untuk menangkal pemanasan global.
Pemerintah Indonesia sendiri berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK dari sektor industri semen sebesar 2,75 juta ton CO2-eq dengan upaya mandiri atau 3,25 juta ton CO2-eq dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
“Transisi energi menjadi isu besar di dalam negeri dan dapat memberikan harapan baru mengenai masa depan lingkungan, sosial, dan ekonomi yang lebih baik sebagai dampak kebijakan peralihan sumber energi dari fosil ke energi terbarukan,” tutur Doddy.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT CSKC Wang Hongyu mengemukakan perusahaan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 71 Tahun 2021 dan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 yang menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia.
“Oleh karenanya, kami menerapkan langkah-langkah dalam mengurangi emisi karbon dalam perusahaan, antara lain pembangunan WHRPG,” ungkapnya.
WHRPG merupakan teknologi ramah lingkungan yang mampu memanfaatkan panas gas buang dari proses pembakaran atau proses produksi sebagai energi pembangkit listrik. Pengembangan fasilitas WHRPG sebagai terobosan PT CSKC dengan mengubah gas buang menjadi energi listrik.
“Tidak tanggung-tanggung, inovasi pembangkit listrik WHRPG ini mampu menghasilkan energi listrik sekaligus menjaga kelestarian lingkungan melalui pengurangan emisi gas CO2 yang merupakan salah satu pasokan energi listrik yang bersifat terbarukan,” paparnya.
Baca juga: Kemenperin tingkatkan kompetensi SDM industri TPT lewat diklat asesor
Menurut Wang Hongyu, proyek transformasi teknis pembangkit tenaga panas di PT CSKC ini memanfaatkan limbah panas boiler suhu rendah dan bertekanan rendah, serta menggunakan teknologi pembangkit listrik turbin bertekanan rendah.
Setelah konstruksi selesai, unit WHRPG diharapkan dapat menghemat 50.000 ton batubara setiap tahun pada power plant, menghemat biaya pembelian batu bara sebesar Rp33 miliar, serta mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 108.000 ton.
“Tentunya dengan mempraktikkan pengembangan bisnis hijau dan rendah karbon, akan meningkatkan efisiensi proses yang ada di PT CSKC,” imbuh Wang Hongyu.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023