• Beranda
  • Berita
  • Deputi BKKBN : Angka stunting di Kepri terendah keempat se-Indonesia

Deputi BKKBN : Angka stunting di Kepri terendah keempat se-Indonesia

20 Mei 2023 18:40 WIB
Deputi BKKBN : Angka stunting di Kepri terendah keempat se-Indonesia
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI, Nopian Andusti di Tanjungpinang, Kepri, Sabtu (20/5/2023). (FOTO ANTARA/Ogen)

Kondisi kasus stunting di Kepri masih di bawah rata-rata nasional, sebesar 21,6 persen

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI, Nopian Andusti, menyatakan angka stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi yang terendah keempat dari total 34 provinsi se-Indonesia.

Ia menyebut prevalensi stunting di Kepri tahun 2022 sebesar 15,4 persen, atau turun 2,2 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar 17,6 persen.

"Kondisi kasus stunting di Kepri masih di bawah rata-rata nasional, sebesar 21,6 persen," katanya di Tanjungpinang, Sabtu.

Ia optimistis Kepri mampu mengejar target penurunan stunting nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024, karena daerah tersebut hanya tinggal mengejar 1,4 persen dari angka stunting saat ini sebesar 15,4 persen.

Bahkan ia berharap agar bukan cuma mengejar target menurunkan stunting, melainkan mewujudkan Kepri terbebas dari anak-anak menderita stunting atau zero stunting di masa-masa mendatang.

Oleh karena itu, dia mengajak pemerintah bersama semua stakeholder di daerah itu bahu-membahu melakukan upaya percepatan penurunan stunting.
Salah satunya mendorong pejabat, pelaku usaha, hingga masyarakat menjadi bapak asuh anak stunting.

Program bapak asuh bermaksud memberikan bantuan berupakan makanan sampai gizi seimbang kepada keluarga berisiko stunting, seperti calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui/memiliki balita yang kurang mampu.

"Saya sangat mengapresiasi karena Kepri jadi salah satu daerah dengan bapak asuh stunting terbanyak di Indonesia. Mulai dari gubernur, bupati/wali kota, pejabat, TNI-Polri, hingga perusahaan sudah menjadi bapak asuh stunting," katanya.

Ia menambahkan bahwa stunting jadi salah satu penyebab terhambatnya upaya untuk mewujudkan SDM unggul.

Stunting yang terjadi pada masa anak selain menghambat pertumbuhan, juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan perkembangan motorik, bahkan mempengaruhi kesehatannya ketika masa dewasa.

“Kami (BKKBN) terus melakukan upaya sosialisasi percepatan penurunan stunting melalui berbagai sarana/media, dengan harapan masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap bahaya stunting,” demikian Nopian Andusti,.

Baca juga: BKKBN manfaatkan pompong sebagai media KIE turunkan stunting di Kepri

Baca juga: BKKBN Kepri gandeng Politeknik Bintan Cakrawala turunkan stunting

Baca juga: Desa Subi Besar Timur Natuna dapat penghargaan desa bebas stunting

Baca juga: BKKBN Kepri paparkan hasil penurunan stunting ke Komisi IX DPR RI

Pewarta: Ogen
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023