• Beranda
  • Berita
  • Ekspektasi pertumbuhan ekonomi RI yang tinggi tahan pelemahan rupiah

Ekspektasi pertumbuhan ekonomi RI yang tinggi tahan pelemahan rupiah

26 Mei 2023 16:31 WIB
Ekspektasi pertumbuhan ekonomi RI yang tinggi tahan pelemahan rupiah
Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). (ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom/pri.)

Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tinggi menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Selain itu, faktor lain yang menahan pelemahan rupiah lebih dalam adalah keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 5,75 persen sesuai dengan ekspektasi pasar.

“(Karena faktor-faktor itu), pelemahan rupiah lebih dalam tertahan karena tren peningkatan index dolar masih terus berlanjut,” ujar dia ketika ditanya Antara, Jakarta, Jumat.

Pada pada akhir perdagangan Jumat, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tipis 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.955 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp14.953 per dolar AS.

Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp14.940 per dolar AS hingga Rp14.970 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyampaikan bahwa penopang penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya adalah rilis data Produk Domestik Bruto (AS) kuartal I/2023 yang direvisi naik ke 1,3 persen dari sebelumnya 1,1 persen.

Data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS juga dirilis lebih bagus dari perkiraan yang memperlihatkan penurunan klaim pengangguran.

Menurut Ariston, data ekonomi AS yang membaik bisa menjadi alasan bagi Bank Sentral (The Fed) AS untuk mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi, bahkan bisa meningkatkan suku bunga lagi.

“Selain itu, kesepakatan kenaikan batas utang AS yang belum juga tercapai, padahal sudah hampir mendekati deadline utang menjadi default meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar, sehingga sebagian pelaku pasar memilih masuk ke aset aman dolar AS,” ujarnya.

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) disebut memberikan indikasi belum akan memangkas suku bunga acuan karena BI melihat suku bunga acuan The Fed belum akan turun. BI dikatakan mewaspadai peningkatan ketidakpastian global yang bisa memberikan tekanan ke rupiah.

Baca juga: Dolar melemah di Asia, tapi masih incar kenaikan mingguan ketiga
Baca juga: Pengamat: Rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS
Baca juga: Wall Street ditutup beragam di tengah reli saham teknologi

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023