Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto di Kulon Progo, Senin, mengatakan 139 varietas terdiri dari varietas benih padi baik lokal dan nasional hingga benih palawija (kedelai, jagung dan kacang tanah).
"Semua varietas tersebut dipamerkan di Jogja Agro Park," kata Sugeng.
Ia mengatakan pelaku penangkar pembenihan juga memamerkan hasil penangkaran berupa sorgum, koro pedang hingga talas.
Pelaku penangkar pembenihan se-Indonesia juga mengikuti sosialisasi terkait dengan regulasi benih.. Hal ini dikarenakan apapun kegiatan pertanian pokok pentingnya, pertama adalah bagaimana benih itu bisa dikondisikan secara baik sejak awal pertanaman.
Hasil yang diperoleh nantinya terkait dengan produktivitas dan produksi. Hal tersebut tentunya diawali dari benih yang baik, bermutu dan bersertifikat. Kemudian juga ada kegiatan pembenihan tanaman pangan dipamerkan dari masa ke masa.
Penangkaran pembenihan ini ada peluang usaha dan kerja di industri pembelian.
"Untuk itu, kami berharap penangkar menciptakan benih sampai dengan sertifikasi. Selain itu, benih yang diciptakan berkualitas baik dan bermutu tinggi," katanya.
Asisten Perekonomian Setda DIY Tri Saktiyana mengatakan ada lima hal yang menyebabkan pembenihan yang saat ini masih perlu dipikirkan bersama dan menjadi perhatian bersama. Persoalan pertama antara lain lambatnya diseminasi informasi dan kurangnya sosialisasi. Kedua, ketidaksesuaian dengan selera petani.
Ketiga, faktor agro setempat dan yang keempat keterbatasan ketersediaan benih dan yang terakhir adalah kemampuan daya beli petani terhadap benih.
"Lima hal tersebut kami yakin Kementerian Pertanian sudah banyak upaya agar supaya perbandingan mendapatkan penyelesaian yang tercepat," katanya.
Baca juga: BKPM tawarkan proyek Jogja Agro Techno Park dengan skema KPBU
Baca juga: BRIN gandeng industri kembangkan varietas padi tahan hama
Baca juga: Sang Hyang Seri suplai 7.000 ton benih padi bersertifikat ke petani
Pewarta: Sutarmi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023