Influencer Annisa Nadzirani Nugraha atau yang akrab disapa Chacha Thaib membagikan pengalamannya dalam menghadapi alergi terhadap susu sapi yang dimiliki oleh anak perempuannya.
Dalam diskusi daring pada Rabu, Chacha menceritakan awal mulanya sang anak tiba-tiba mengalami ruam di daerah pipi dan tangannya. Chacha pun kemudian langsung memeriksakan anak perempuannya itu ke dokter.
“Pertama-tama itu kelihatannya pas dia sudah di atas umur 6 bulan. Itu hampir setahun dia tiba-tiba ada ruam. Pertama gejalanya itu dulu jadi belum sampai ke pencernaan. Ketika itu dicek, ketahuan alerginya dari susu sapi,” jelas Chacha.
Baca juga: Benarkah alergi bisa disembuhkan?
Setelah berkonsultasi, dokter pun menyarankan untuk melakukan terapi selama 6 bulan. Setelah itu, Chacha pun mengaku anaknya sempat sembuh dan seiring berjalannya waktu bisa bertoleransi dengan susu sapi.
Akan tetapi, setelah sempat berhenti melakukan terapi Chacha mengungkapkan bahwa sang anak kembali mengalami reaksi alergi. Namun kini sang anak mengalami pilek jika mengonsumsi produk yang mengandung bahan susu sapi.
“Padahal dulu sempat selesai terapi, muncul lagi. Jadi setelah di provokasi, Binar itu tipe anak ASS (Alergi Susu Sapi) yang kalau diprovokasi dia muncul lagi. Munculnya sudah bukan di ruam tapi lebih ke pilek,” kata Chacha.
Di sisi lain dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dari Universitas Airlangga Dr. dr. Zahrah Hikmah, SpA(K) menjelaskan bahwa prinsip utama dari terapi pada anak alergi adalah menghindari segala bentuk susu sapi. Namun, bukan berarti sang anak selamanya harus menghindari susu sapi.
Apabila anak kembali mengalami reaksi terhadap susu sapi, maka diet pantang dari sang anak tersebut pun harus kembali dilanjutkan. Proses ini pun harus dibarengi dengan evaluasi tumbuh kembang agar anak tak mengalami malnutrisi atau stunting.
“Pada 6 bulan pertama, dilakukan monitoring berat badan, panjang badan, dan kepatuhan diet pada usia 1 bulan, 2 bulan dan 4 bulan. Pada 6 bulan kedua, maka evaluasi berat badan, panjang badan serta kepatuhan pantang pada usia 6, 9 dan 12 bulan. Ini juga harus sambil dicoba dilakukan provokasi terhadap susu sapi. Kalau memang masih ada gejala, maka dilanjutkan pantang dietnya sambil dievaluasi tumbuh kembangnya,” ucap Zahrah.
“Setelah usia 1 tahun itu 50 persen sudah bisa toleransi. Maka lakukan lagi provokasi. Kemudian kalau masih alergi, harus evaluasi pertumbuhan setiap 6 sampai 12 bulan. Pada anak usia di atas 1 tahun, penilaian terhadap asupan nutrisi dan status nutrisi, kalau tanpa gangguan pertumbuhan paling sedikit setiap tahun. Tapi kalau sudah ada gangguan, paling sedikit setiap 4 sampai 6 bulan,” tutupnya.
Baca juga: Cerita Asmirandah hadapi anak yang alergi terhadap susu sapi
Baca juga: Alergi pada anak akan mereda seiring bertambahnya usia
Baca juga: Mengenal perbedaan antara intoleransi laktosa dan alergi susu sapi
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023