"Meski ekonomi global belum juga pulih dan banyak hambatan dagang seperti kelangkaan ketersediaan dolar di pasar Mesir, pengusaha Jawa Timur ini tetap konsisten membidik pasar Mesir sebagai pasar utama. Selamat dan kami berharap agar tetap menjaga dan membina pengusaha potensial yang ada di Mesir," kata Lutfi pada pertemuan silaturahim bisnis KBRI Kairo di Nile Maxim Kairo, dalam keterangan tertulis, Jumat.
Lutfi menuturkan bahwa permintaan kopi di pasar Mesir sangat tinggi dan semua pemangku kepentingan di Jawa Timur dapat saling menopang, mulai dari petani yang berperan sebagai sistem pendukung ketersediaan kopi kemudian penyaringan untuk menghasilkan kopi-kopi berkualitas tinggi hingga pemasaran di Mesir.
Dubes berharap daerah lain di Nusantara juga dapat memberikan kontribusi kopi kualitas terbaik untuk pasar Mesir, khususnya produk Robusta Green bean yang sangat diminati di pasar Mesir.
Baca juga: RI gunakan kopi sebagai alat diplomasi budaya dengan Qatar
Sementara itu, Atase Perdagangan, M. Syahran Bhakti S yang mendampingi Lutfi mengatakan, "Mesir sebagai negara hub, tentunya para pelaku kopi di Mesir mengambil kesempatan besar ini untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan juga permintaan pasar negara-negara tetangga Mesir."
Berdasarkan laporan Biro Statistik Mesir (CAPMAS), kata M.Syahran, ekspor kopi dunia ke Mesir pada 2022 mencapai 217,54 juta dolar AS atau meningkat 20 persen dibanding 181,29 juta dolar AS (sekitar Rp3,22 triliun) pada 2021.
Adapun impor kopi Mesir dari Indonesia pada 2022 mencapai 96,99 juta dolar AS (sekitar Rp 1,43 triliun) atau naik 8,70 persen dibanding 89,22 juta dolar AS (sekitar Rp1,32 triliun) pada 2021. Pada 2022, Indonesia menduduki pangsa pasar sebesar 44,65 persen, Vietnam 18,02 persen, India 10,78 persen, Brazil 8,87 persen dan Uganda 3,14 persen.
Baca juga: AS promosikan produksi kakao dan kopi berkelanjutan di Indonesia
M. Syahran mengatakan menurut data Disperindag Provinsi Jawa Timur, realisasi ekspor kopi Jawa Timur pada 2022, urutan pertama ditempati oleh Mesir dengan jumlah 25,29 ribu ton dengan nilai FOB mencapai 55 juta dolar AS (sekitar Rp814,2 miliar) dengan pangsa pasar 24,25 persen, disusul Filipina dengan 16 ribu ton, senilai 26 juta dolar AS (sekitar Rp384,9 miliar) dengan pangsa pasar 11,79 persen dan urutan ketiga oleh Jepang dengan 6.224 ton, dengan capaian 17 juta dolar AS (sekitar Rp251,6 miliar) dengan pangsa pasar 7,82 persen.
Hariyanto, pengusaha yang sudah 20 tahun lebih berbisnis mengekspor kopi ke Mesir, mengungkapkan rata-rata produksi kopi perusahaannya yang dibantu para petani wilayah Dampit dan sekitarnya memproduksi 45 ribu ton kopi robusta per tahun dan rata-rata 10-15 ribu ton kopi robusta diekspor ke Mesir.
"Kunjungan bisnis ke Mesir selama seminggu ini sebagai bentuk dukungan dan pembinaan buyer potensial yang selama ini mengimpor kopi dari Indonesia untuk lebih meningkatkan kegiatan impor dari Indonesia sekaligus memperkenalkan kopi Indonesia kepada buyer baru. Selama kunjungan 2-3 hari sudah mendapatkan komitmen transaksi mencapai 2000 ton atau 100 kontainer," kata Hariyanto, yang menjabat sebagai direktur PT Asal Jaya.
Baca juga: Indonesia Coffee Festival 2023 Menampilkan yang Terbaik dari Industri Kopi Indonesia
Baca juga: ITPC Vancouver kenalkan kopi spesial Indonesia di pameran SIAL 2023
Baca juga: Asia hingga Eropa meminati kopi lokal Kalsel
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023