Rubel Rusia mencapai level terendah hampir delapan minggu pada awal perdagangan Kamis, melewati 82 terhadap dolar, terseret oleh risiko geopolitik dan kegelisahan atas harga minyak, sementara konversi mata uang asing eksportir hanya menawarkan dukungan terbatas.Rubel telah kehilangan 0,2 persen menjadi diperdagangkan pada 87,87 versus euro
Pada pukul 07.13 GMT, rubel tidak berubah terhadap dolar di 82,01 setelah sebelumnya mencapai 82,2150, terlemah sejak 12 April.
Beberapa peningkatan harga minyak menahan pelemahan rubel di sesi sebelumnya, tetapi penjualan rubel dapat meningkat pada Kamis dan mata uang dapat berkonsolidasi melampaui angka 82, kata Bogdan Zvarich, kepala analis di Banki.ru.
Rubel telah kehilangan 0,2 persen menjadi diperdagangkan pada 87,87 versus euro. Mata uang Rusia telah turun 0,1 persen terhadap yuan menjadi 11,49.
Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,2 persen menjadi 77,13 dolar AS per barel. Brent telah berayun antara sekitar 72 dolar AS dan 78 dolar AS bulan ini.
Konversi mata uang asing oleh eksportir untuk membayar dividen merupakan faktor pendukung, namun pasokan valas biasanya lebih rendah di awal bulan karena pajak, yang mana eksportir mengakumulasikan rubel, akan jatuh tempo menjelang akhir bulan.
Indeks saham Rusia lebih tinggi. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.038,5 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel terangkat 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 2.703,2 poin.
Baca juga: Rubel Rusia stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik
Baca juga: Rubel stabil, saham Rusia tergelincir setelah bendungan Ukraina jebol
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023