Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, Santi Yulianti menekankan bahwa isu kesehatan mental (mental health) meliputi segala bentuk aspek kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh masyarakat.
“Jangan berpikir bahwa mental berdiri sendiri karena letaknya di otak, ini berkaitan dengan semuanya. Contoh yang paling gampang adalah kesehatan fisik pasti berkaitan dengan kesehatan mental,” kata Santi dalam Taklimat Kementerian Kesehatan: Ada Apa Dengan Mental Health yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ahli: Kunjungan ke psikiater bukti generasi Z peduli kesehatan mental
Santi menuturkan bahwa ciri seseorang mengalami masalah mental adalah ketika mengalami dwifungsi perilaku dalam kehidupan sehari-harinya. Sekecil apapun perubahan tersebut, tidak bisa disepelekan, hanya karena nampak biasa secara sepintas mata.
Ia mencontohkan ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan di area sekitar lambung, hal pertama yang akan segera dirasakan adalah merasakan nyeri yang membuat tidak nyaman.
Sama halnya ketika orang mengalami kecemasan, beberapa kasus menyebut bisa menimbulkan pengaruh sakit jantung hingga mengalami depresi.
Kecemasan (anxiety) dan pikiran berlebihan (over thingking), kata Santi, juga bisa mempengaruhi mental seseorang. Berawal dari kecemasan terhadap suatu hal, seseorang bisa berpikir berlebihan, baik itu terkait ketakutan akan masa depan atau menarik masa lalu terlalu ke belakang.
Jika fase itu terus dibiarkan dan tidak mendapatkan bantuan dari dokter, dikhawatirkan mental akan terkena depresi yang berkembang menjadi perilaku untuk melukai diri sendiri (self harm) atau adanya indikasi untuk melakukan bunuh diri (suicide), yang kasusnya sedang marak belakangan ini.
“Jadi, perlu perhatian, ketika mulai sedikit-sedikit over thinking, itu adalah salah satu warning sign (tanda peringatan) yang harus kita perhatikan. Pesan saya kalau sudah lebih buruk sebaiknya segera di konsultasikan, tidak perlu menunggu sampai betul-betul sakit,” katanya.
Baca juga: Pemerintah diminta prioritaskan isu kesehatan mental orang tua
Baca juga: KemenPPPA tingkatkan kapasitas tenaga layanan cegah masalah mental
Contoh lainnya, bagi yang sudah punya suami atau istri, terjadi hilangnya libido dalam hubungan seksual. Kemudian, yang paling sering tidak disadari adalah adanya gangguan konsentrasi, menjadi mudah lupa hingga tidak paham apa yang orang lain bicarakan, termasuk tidak minat melakukan hobi yang digemari atau enggan bertemu dengan orang lain secara perlahan tanpa penyebab yang jelas.
“Ini sudah bagian dari tanda-tanda adanya gangguan mental, karena mental salah satunya adalah pikiran konsentrasi, fokus juga menjadi bagian. Jadi, kalau ada perubahan dalam kehidupan kita sehari-hari, jangan diremehkan,” ucapnya.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023