"Ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jeneponto yang memiliki keluarga akan ke tanah suci, pasti diantar sama keluarga sekampung," kata salah seorang pengantar JCH Jeneponto, Nursia di Makassar, Senin.
Dia mengatakan, motivasi mengantar jamaah ini agar juga kelak mendapat berkahnya dan dapat ke tanah suci seperti yang tengah diantar saat ini.
Menurut dia, meski pengantar dibatasi masuk asrama dan hanya bisa menunggu di pelataran dan luar pintu gerbang Asrama Haji Sudiang, namun tidak menyurutkan pengantar asal Jeneponto berbondong-bondong mengantar hingga ke asrama.
"Kami rela menginap di mobil atau pelataran asrama, bahkan ada juga yang menyewa rumah warga hanya untuk melihat keluarga kami di lepas di Asrama menuju bandara," katanya.
Hal itu dibenarkan Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar, H Khaeroni.
Dia mengatakan, sejak dulu pengantar JCH Jeneponto dikenal yang paling banyak dan ramai. Euforia mengantar keluarga yang akan berangkat ke tanah suci ini sudah menjadi tradisi.
Kendati kehadiran pengantar dalam jumlah yang banyak dibandingkan pengantar dari kabupaten lainnya di Sulsel, lanjut dia, dipastikan tidak akan mempengaruhi atau mengganggu tahapan pelaksanaan pembekalan JCH sebelum diberangkatkan ke tanah suci Mekkah.
Akibatnya banyaknya pengantar JCH Jeneponto ini, sejak kedatangan jamaah jalan raya Sudiang menjadi macet total oleh kendaraan roda dua dan empat serta para pejalan kaki yang datang lebih awal. Sementara JCH asal Kabupaten Jeneponto yang tergabung dalam kloter dijadwalkan diterbangkan ke tanah suci Mekkah pada pukul 04.00 Wita, Selasa (20/6).
Baca juga: Mangut lele, rendang, dan bubur kacang hijau jadi menu di Armuzna
Baca juga: PPIH: Ini alur pergerakan jamaah Indonesia saat puncak haji
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023