• Beranda
  • Berita
  • Korsel blokir akses ke tiga kanal propaganda Korut di YouTube

Korsel blokir akses ke tiga kanal propaganda Korut di YouTube

23 Juni 2023 14:37 WIB
Korsel blokir akses ke tiga kanal propaganda Korut di YouTube
File - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, istrinya Ri Sol Ju, dan putri mereka Kim Ju Ae menghadiri parade militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya tentara Korut di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, 8 Februari 2023. (KCNA via REUTERS/as)
Korea Selatan telah menutup akses lokal ke tiga kanal YouTube, yang diduga dikelola oleh Korea Utara untuk tujuan propaganda, atas permintaan badan intelijen Korsel.

Langkah itu diambil di tengah kekhawatiran terhadap perang psikologis yang dilancarkan Korut, kata pejabat Korsel pada Jumat.

Pada pukul 14.00 waktu setempat, tiga kanal YouTube --the Sally Parks SongA Channel, Olivia Natasha-Yumi Space DPRK daily, dan New DPRK-- tidak dapat diakses dari Korsel. Pesan di platform berbagi video itu menunjukkan bahwa kanal-kanal tersebut tidak tersedia.

Badan Intelijen Nasional (NIS) telah meminta Komisi Standar Komunikasi Korea, badan sensor internet Korsel, memblokir akses ke kanal-kanal itu karena dikhawatirkan menyasar pemirsa Korsel, menurut pejabat komisi tersebut.

"Korea Utara telah menggunakan kanal YouTube semacam itu sebagai bagian dari perang psikologisnya melawan Korea Selatan. Tugas kami adalah merespons kampanye psikologis Korea Utara itu," ujar pejabat NIS.

YouTube pernah memblokir kanal milik Uriminzokkiri, media propaganda Korut, tetapi permintaan dari badan intelijen Korsel dianggap hal yang tidak biasa.

Ketiga kanal yang diblokir itu, yang memperlihatkan gadis-gadis muda dan anak-anak Korut sebagai narator, dianggap sebagai upaya Korut untuk beralih dari propaganda tradisional ke metode yang lebih menarik dan menyasar khalayak global yang lebih luas.

Kanal the Sally Parks SongA Channel, misalnya, menampilkan video catatan harian seorang gadis 11 tahun bernama Song-a, yang memperkenalkan dirinya sebagai siswa sekolah dasar di Pyongyang dan suka membaca cerita fiksi fantasi Harry Potter.

Terlepas dari upaya menggambarkan kehidupan sehari-hari di Korut secara kasual, para pengamat menilai kanal-kanal YouTube itu adalah bagian dari propaganda yang dirancang secara cermat oleh Korut, di mana akses ke internet dan konten asing dibatasi.

Program propaganda Korut menggunakan berbagai platform media sosial, termasuk Instagram dan Twitter, untuk mempropagandakan rezimnya.

Sumber: Yonhap

Baca juga: Presiden Korsel, Prancis akan bahas isu HAM Korut
Baca juga: Korsel berhasil ambil puing-puing roket Korut yang gagal diluncurkan

Pewarta: Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023