Kepala BKKBN Republik Indonesia dr.Hasto Wardoyo di Palembang, Selasa, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengejar target penurunan stunting di Indonesia sebesar 14 persen pada tahun 2024 yang ditetapkan Presiden RI Joko Widodo.
Ia mengatakan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan provinsi terbaik secara nasional dalam menurunkan angka stunting. Pencapaian tersebut merupakan kerja keras para bidan, pemerintah daerah, serta dukungan dari Dexa Group yang secara berkelanjutan mengedukasi bidan di seluruh Indonesia.
“Hal ini adalah kerja keras kita semua, kolaborasi yang baik antara pemerintah, pihak swasta, termasuk para bidan. Saya sangat mengapresiasi kerja sama yang harmonis ini dan tentunya semua untuk mendorong target penurunan stunting sesuai yang ditetapkan Presiden Joko Widodo,” katanya.
Baca juga: BKKBN: Program kemandirian pangan dorong penurunan stunting di Sumsel
Baca juga: Sumsel jadi daerah penurunan prevalensi stunting tertinggi nasional
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan bahwa angka stunting di Sumsel yang sebelumnya 24,8 persen pada tahun 2021 dapat diturunkan sebesar 6,2 persen menjadi 18,6 persen pada tahun 2022. Hal ini didorong oleh berbagai faktor, seperti kolaborasi lintas sektoral, sanitasi yang baik, pola hidup yang baik dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).
“Penanganan stunting itu tidak hanya tanggung jawab satu instansi, semua punya peran dan tanggung jawab termasuk perusahaan farmasi seperti Dexa Group. Kepedulian ini harusnya kita dengungkan agar semua pihak ikut, Indonesia mudah-mudahan bisa masuk ke target WHO di bawah 20,” katanya
Menurut dia, program edukasi tersebut sangat penting karena bidan yang merupakan garda terdepan dalam pelayanan ibu hamil dan anak.
“Setelah dari program tersebut diharapkan para bidan dapat mengimplementasikan hasil dari program tersebut ketika melaksanakan tugas mereka, sehingga dapat menurunkan angka stunting di Indonesia khususnya wilayah Sumsel,” kata Deru.
Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy mengatakan Dexa Group berkontribusi mengatasi stunting bersama BKKBN, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), dan Ikatan Bidan Indonesia dengan mengedukasi para bidan di Kota Palembang dan sekitarnya.
“Kerja sama mengedukasi bidan dan masyarakat terkait pentingnya menjaga kehamilan di 1.000 hari pertama kehidupan telah kami lakukan di beberapa kota di Indonesia seperti di Yogyakarta, Kabupaten Brebes, Kota Surabaya, Kabupaten Wonosobo, dan saat ini di Palembang melalui program corporate sosial inisiatif Dharma Dexa,” ujarnya
Selan itu, ia mengatakan mencapai target penurunan stunting hingga 14 persen memerlukan kolaborasi pentahelix. Sejak tahun 2022 Dexa Group dan BKKBN telah berkolaborasi dengan lebih dari 5.000 bidan di 6 wilayah untuk melakukan edukasi pencegahan stunting.
Kemudian, pihaknya melakukan inovasi dalam menurunkan angka stunting di bidang teknologi, melalui aplikasi Teman Bumil dengan sekitar 3,7 juta pengguna di Indonesia sejak tahun 2017.
“Aplikasi ini memfasilitasi para bidan agar mudah memberikan edukasi seputar pencegahan stunting kepada ibu hamil melalui kolaborasi para bidan,” kata dia.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr.Nuswil Bernolian, Sp.Og menjelaskan stunting disebabkan oleh faktor multidimensi intervensi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Ada beberapa faktor penyebab stunting, di antaranya praktik pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan antenatal care, kurangnya akses ke makanan bergizi, serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi,” ucapnya.*
Baca juga: Menko PMK apresiasi penanganan stunting di Sumatera Selatan
Baca juga: Disdik OKU Sumsel gandeng SEAMEO CECCEP tingkatkan kualitas PAUD
Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023