Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo meminta calon pengantin (catin) untuk rajin mengedukasi diri dengan berbagai macam kajian kesehatan yang sumbernya dapat dipertanggungjawabkan sebagai upaya mencegah anemia dan stunting.
“Kajian ilmiah kedokteran menunjukkan bahwa kelahiran bayi stunting sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik sang ibu. Perempuan yang menderita anemia berisiko tinggi melahirkan bayi stunting,” kata Hasto saat memberikan materi di Kelas Pra Nikah dan Pemeriksaan Kesehatan Catin di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu.
Ketika mengisi langsung materi terkait kesehatan calon pengantin dan kehidupan berumah tangga, Hasto menuturkan hasil berbagai kajian menunjukkan bahwa kejadian stunting dipengaruhi oleh faktor orang tua, terutama kondisi kesehatan seorang calon ibu.
Hal tersebut terkait dengan usia yang terlalu muda, anemia, dan kekurangan energi kronis, yang dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) dan ukuran lingkar lengan atas.
“Perempuan yang hamil di usia muda (karena harus berebut asupan gizi dengan anak di dalam kandungan jadi) memiliki potensi yang tinggi melahirkan anak stunting. Begitu pun perempuan yang hamil dalam kondisi anemia dan kekurangan energi kronis," kata Hasto.
Baca juga: Kemenag sebut bimbingan perkawinan jadi bekal kehidupan rumah tangga
Baca juga: BKKBN: Aplikasi Elsimil tidak untuk menghambat calon pengantin menikah
Oleh karenanya Hasto menekankan sangat perlu meningkatkan pemahaman remaja yang mendapatkan informasi tentang penyiapan kehidupan berkeluarga dan dalam pencegahan stunting.
Pemahaman tersebut bisa mulai ditingkatkan dengan memberikan pengertian bahwa calon pengantin merupakan sasaran strategis dalam upaya pencegahan stunting dari hulu yang perlu mendapat penguatan pemahaman, kesadaran, dan perilaku yang positif sehingga menikah di usia yang ideal, memiliki status gizi dan kesehatan yang ideal, dan tidak anemia.
"Keberadaan calon pengantin menjadi semakin strategis karena dapat berkontribusi pada upaya percepatan penurunan stunting," ujar Hasto.
Maka dari itu dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional ke-30 Tahun 2023, Hasto meminta semua pihak menjadikannya sebagai momentum tepat dalam penguatan komitmen bersama bagi seluruh lapisan masyarakat dalam upaya penguatan peran keluarga dalam percepatan penurunan stunting.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin menanggapi dengan mengatakan pihaknya sedang menggalakkan program bimbingan perkawinan bagi calon pengantin sebagai amunisi memperkuat ketahanan keluarga untuk mewujudkan ketahanan bangsa.
Bimbingan perkawinan bagi calon pengantin (Bimwin Catin) ini tidak hanya menjadi program Kementerian Agama semata, namun menjadi program nasional yang didukung oleh kementerian/lembaga terkait.
Program ini merupakan wujud dari kesepakatan bersama antara Kemenag, Kemenkes dan BKKBN tentang pelaksanaan Bimbingan Perkawinan bagi calon pengantin dalam rangka penguatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga pada tahun 2020 lalu.
Kesepakatan tiga pimpinan kementerian/lembaga ini, juga telah diikuti dengan perjanjian kerja sama oleh unit pelaksana teknis terkait, dalam hal ini telah ditandatangani perjanjian kerja sama antara Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama dengan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan.
“Demikian pula, untuk bersama-sama menyiapkan generasi berkualitas, Kementerian Agama dan BKKBN secara khusus telah meluncurkan Aplikasi Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) pada bulan Maret 2022 di DI Yogyakarta,” ucapnya.
Baca juga: BKKBN minta calon pengantin miliki Sertifikat Elsimil sebelum menikah
Baca juga: BKKBN minta mahasiswa ajak masyarakat bebas nikah dini dan anemia
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023