Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa kerja sama ASEAN Plus Tiga (APT) yang melibatkan Jepang, China, dan Korea Selatan, harus dapat mendukung pembangunan arsitektur regional yang inklusif di Indo-Pasifik.
“Kita harus memastikan bahwa APT bisa menjadi jangkar yang kuat untuk mendorong keberlanjutan pembangunan kita,” ujar Retno yang memimpin Pertemuan APT bersama Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi, Direktur Komite Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis China Wang Yi, dan Menlu Korea Selatan Park Jin di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, APT harus lebih inovatif dalam beradaptasi dengan perubahan iklim, mengurangi emisi, dan mempercepat transisi energi.
“Saya mengusulkan agar APT dapat memulai kerja sama dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik,” kata Retno.
Baca juga: Menlu RI bahas isu pangan, energi dalam pertemuan "ASEAN Plus Three"
Retno lebih lanjut mengajak ketiga mitra wicara ASEAN tersebut untuk memperkuat ketahanan kawasan, antara lain dengan memperkuat Inisiatif Chiang Mai yang ditujukan untuk merespons krisis keuangan serta Cadangan Beras Darurat untuk mengatasi gangguan pasokan pangan.
“APT harus menjadi bagian tak terpisahkan untuk memastikan kawasan kita tangguh menghadapi krisis yang mungkin datang kapan saja,” tutur Retno.
APT merupakan kerangka kerja sama antara sepuluh negara anggota ASEAN dengan Jepang, China, dan Korea Selatan yang telah terjalin sejak 2007.
Sejumlah kerja sama yang dilakukan di bawah payung APT, yaitu di bidang perdagangan, investasi, keuangan dan perbankan, alih teknologi, industri, pertanian, UMKM, pariwisata, jejaring dunia usaha, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca juga: ASEAN Plus Three harus siap tangani krisis pangan dan resesi ekonomi
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023