• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah memodifikasi cuaca untuk membasahi kubah gambut

Pemerintah memodifikasi cuaca untuk membasahi kubah gambut

26 Juli 2023 17:18 WIB
Pemerintah memodifikasi cuaca untuk membasahi kubah gambut
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kanan) mencermati peta wilayah untuk melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (11/3/2023). (ANTARA/HO-BMKG)

Operasi teknologi modifikasi cuaca di Kalimantan Selatan berlangsung sampai 30 Juli 2023, lalu bergeser ke Kalimantan Tengah pada awal Agustus 2023

Pemerintah Indonesia melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk menghadapi ancaman kemarau kering akibat El Nino dengan membasahi kubah-kubah lahan gambut agar tidak terjadi kasus kebakaran hutan dan lahan.
 
"Beberapa lokasi memang masih ada potensi-potensi awan hujan termasuk di wilayah Kalimantan. Kondisi itulah yang kami manfaatkan untuk operasi teknologi modifikasi cuaca dengan tujuan pembasahan lahan," kata Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN Budi Harsoyo dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
 
Budi mengatakan, pihaknya mengerjakan operasi teknologi modifikasi cuaca di lima provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan sekarang sedang berlangsung di Kalimantan Selatan.
 
Operasi teknologi modifikasi cuaca di Kalimantan Selatan berlangsung sampai 30 Juli 2023, lalu bergeser ke Kalimantan Tengah pada awal Agustus 2023.

Baca juga: Sudin KPKP Jakbar imbau petani padi di Semanan antisipasi El Nino
 
"Kami mencoba menjatuhkan potensi hujan semaksimal mungkin di wilayah gambut karena gambut paling mudah terbakar," ujar Budi.
 
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa tinggi muka air gambut di Kalimantan Selatan saat ini masih relatif cukup aman dengan rentang 0,1 meter sampai di atas 15 centimeter.
 
Operasi teknologi modifikasi cuaca, imbuhnya, terus dilakukan pemerintah sampai masuk periode musim kemarau dan ketinggian muka air gambut bisa menjadi relatif aman.
 
"Karena sebetulnya kebakaran hutan dan lahan itu hampir 99 persen disengaja oleh manusia dengan membakar lahan dan membuka lahan," ucap Budi.
 
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Thomas Nifinluri mengatakan adanya peringatan potensi El Nino tahun ini membuat pemerintah mengantisipasi lebih awal dan melakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan melalui operasi udara dan lahan.

Baca juga: Sawah kekeringan di Aceh seluas 1.716 hektare
 
Selain itu, pemerintah terus memperkuat sinergitas para pihak serta menyiapsiagakan personel dan sarana-prasarana di lapangan.
 
"Salah satu solusi permanen pencegahan kebakaran hutan dan lahan adalah dengan operasi teknologi modifikasi cuaca," kata Thomas.
 
Tahap I operasi teknologi modifikasi cuaca dilaksanakan pada 7-11 Juli 2023, sebanyak tujuh sortie dengan total garam yang disemai 5,6 ton di Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Balangan, dan Hulu Sungai Utara.
 
Selanjutnya tahap II operasi teknologi modifikasi cuaca dilaksanakan di Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Kota Baru, dan Hulu Sungai Selatan sampai akhir Juli 2023.

Baca juga: GAPMMI siap cari gula alternatif antisipasi dampak El Nino

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023