• Beranda
  • Berita
  • Analis: Rupiah menguat karena sentimen "risk on" setelah rapat FOMC

Analis: Rupiah menguat karena sentimen "risk on" setelah rapat FOMC

27 Juli 2023 16:05 WIB
Analis: Rupiah menguat karena sentimen "risk on" setelah rapat FOMC
Ilustrasi - Petugas perbankan menghitung uang pecahan rupiah. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/aa.

Penguatan hari ini murni faktor pelemahan dolar AS

Analis pasar uang Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah dan mata uang lainnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipengaruhi sentimen risk on di pasar setelah rapat atau pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

“Investor merespons pernyataan The Fed dalam FOMC (Federal Open Market Committee) semalam sebagai sinyal kenaikan terakhir pada siklus kenaikan suku bunga,” kata Lukman  dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Pada pertemuan FOMC, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis points (bps), tetapi bernada lebih dovish. Pasar disebut melihat pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell sebagai akhir dari siklus kenaikan suku bunga oleh The Fed.

“Penguatan hari ini murni faktor pelemahan dolar AS,” ucap dia.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan bahwa tanggapan pelaku pasar atas keputusan Bank Sentral AS sesuai dengan ekspektasi pasar.

Baca juga: Ekonom: Kekhawatiran potensi nada "hawkish" Fed lemahkan nilai tukar

Baca juga: Rupiah tertekan karena sikap "wait and see" jelang keputusan The Fed

“Tidak ada kejutan dari hasil rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS dinihari tadi. Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan 25 bps sesuai ekspektasi pasar. The Fed juga tidak memberikan sinyal akan melakukan jeda atau memangkas suku bunga acuan ke depannya,” ungkap Ariston.

Bank Sentral AS disebut akan tetap mempertahankan suku bunga AS di level tinggi untuk menekan inflasi ke bawah target 2 persen.

“Namun, Bank Sentral AS mengakui adanya penurunan inflasi dan ekonomi AS masih cukup bagus. Ini mungkin bisa memicu pelaku pasar keluar dari aset dolar AS dan masuk ke aset berisiko sehingga bisa menekan dolar AS,” ucapnya.

Pada penutupan perdagangan hari, rupiah mengalami penguatan sebesar 0,15 persen atau 22 poin menjadi Rp15.000 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.022 per dolar AS.

Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp14.985 per dolar AS hingga Rp15.019 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp15.003 dari sebelumnya Rp15.032.

Baca juga: Rupiah pada Rabu pagi melemah jadi Rp15.033 per dolar AS

Baca juga: Rupiah menguat karena hasil RDG BI tak ubah level suku bunga acuan

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023