Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI) Hasto Wardoyo menyebutkan Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai provinsi tertinggi ketiga nasional penurunan angka stunting di Indonesia.mengapresiasi salah satu daerah di Kalsel yakni Kabupaten Banjar mampu menurunkan angka stunting hingga 14,3 persen.
Penurunan tertinggi angka stunting pertama diraih oleh Sumatera Selatan (Sumsel) dari 24,8 persen turun menjadi 18,6 persen, kemudian peringkat kedua adalah Kalimantan Utara (Kaltara) dari 27,5 persen turun menjadi 22,1 persen, sedangkan Kalsel berada di posisi ketiga dari 30 persen menjadi 24,6 persen.
“Arahan Presiden Jokowi, target penurunan stunting mencapai hingga 14 persen,” kata Hasto Wardoyo saat menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan di Martapura Kabupaten Banjar, Kamis.
Hasto juga mengapresiasi salah satu daerah di Kalsel yakni Kabupaten Banjar mampu menurunkan angka stunting hingga 14,3 persen.
“Pemerintah sangat fokus memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM),” ujar Hasto.
Menurut dia, angka penurunan stunting di Kalsel yang terbilang cukup baik tersebut merupakan kerja sama dan sinergi pemerintah setempat salah satunya mendorong pengusaha menjadi bapak asuh anak stunting.
Baca juga: BKKBN perluas layanan KB dan stunting di perbatasan Kalsel-Kalteng
Baca juga: Gubernur Kalsel raih Satyalancana Wira Karya pada penurunan stunting
Hasto juga menyebutkan di Kabupaten Banjar sudah ada dapur sehat untuk membantu mengatasi stunting di kabupaten setempat.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Kalsel, Sulkan mengatakan meningkatkan kesadaran bahaya stunting bagi masyarakat dan upaya mencegah stunting menjadi salah satu prioritas pemerintah setempat.
Sulkan menuturkan ketahanan keluarga merupakan faktor utama agar keluarga terlindungi dari bahaya stunting.
“Kalsel mampu menurunkan angka stunting menjadi 24,6 persen hingga akhir 2022,” ucapnya.
Ia mengungkapkan langkah lain yang utama perlu diperhatikan yakni mengawasi anak anak agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, termasuk pengawasan terhadap penggunaan teknologi.
Menurut dia, ketiga hal tersebut memiliki peran besar terhadap pertumbuhan anak yang berkaitan dengan bahaya stunting.
“Kinerja ini harus ditingkatkan agar Kalsel bebas stunting pada 2045,” demikian Sulkan.
Baca juga: Puskesmas Pugaan terapkan aplikasi e-Permata tekan stunting
Baca juga: Pakar: Jaga pola asuh nutrisi jadi kunci tuntaskan stunting
Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023