"Kita harus cerdas, agar mampu melahirkan pemimpin bangsa yang memiliki kualifikasi unggul sesuai dengan syuruthul imam (syarat-syarat pemimpin) menurut fiqih," katanya saat memberikan pidato kebudayaan di Gedung Joeang 45, Jakarta, Jumat malam.
Dia menjelaskan syarat itu, yakni harus aliman (berilmu dan berpengetahuan luas serta mendalam), adilan (bersikap adil), zahidan (sederhana tidak rakus serta memihak kepentingan masyarakat luas).
Selanjutnya, sujaan (pemberani menghadapi resiko dan berstrategi dalam berdiplomasi), salima jism (sehat lahir batin) serta memiliki sifat roufur rohim (peduli dan belas kasih pada masyarakat).
Baca juga: Mahfud: Pemilu merupakan proses mencari pemimpin yang baik
Baca juga: Yenny Wahid minta pemimpin Indonesia mampu jawab 3 tantangan besar
Kiai Said mengingatkan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan bangsa, harus siap melakukan mitigasi sosial menghadapi kemungkinan terjadinya turbulensi politik.
"Momentum politik di depan mata, kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini menghadapi kemungkinan rekayasa dan skenario global," katanya menegaskan.
Kata dia, mitigasi dilakukan seiring berkembangnya radikalisme dan intoleransi, serta berbagai penyesatan informasi dan adu domba antar pihak. Hal itu dilakukan, agar Indonesia tetap bersatu, berdaulat dan utuh selamanya.
Dia juga berharap penyelenggaraan Pemilu harus dikawal secara damai, demokratis, transparan, jujur, adil dan tanpa kekerasan.
Kiai Said mengimbau agar warga bangsa segera melakukan konsolidasi nasional dan membangun kembali konsensus bersama, untuk merajut kesatuan dan persatuan bangsa, mengkonstruksi strategi kebudayaan secara comperhenship, sehingga bangsa Indonesia tidak kehilangan nilai dan jati dirinya.
Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023