Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan agar bayi yang mendapat imunisasi Rotavirus tidak dalam keadaan perut kenyang karena berpotensi muntah.ASI baru diberikan sekitar 10-15 menit setelah bayi di imunisasi
"Perut bayi dalam kondisi kenyang berpotensi muntah saat diberi imunisasi Rotavirus," kata Ketua Umum IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso saat menjadi pembicara webinar dengan tema "Imunisasi Rotavirus Gratis, Kenalan Yuk" di Jakarta, Senin.
Awal kegiatan (kick off) imunisasi Rotavirus diselenggarakan di RPTRA Garuda, Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada pada Selasa (15/8).
Meski bayi muntah, pemberian vaksin rotavirus tidak perlu diulang karena sudah menempel di mukosa (selaput lendir).
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada kaum ibu agar perut bayi yang akan diberikan imunisasi Rotavirus dalam keadaan kosong atau satu-dua jam usai diberi air susu ibu (ASI).
"Kemudian, ASI baru diberikan sekitar 10-15 menit setelah bayi di imunisasi," ujarnya.
Menurut dia, pemberian imunisasi Rotavirus kepada bayi berusia dua bulan, tiga bulan dan empat bulan itu dapat mencegah terjadinya diare akut yang dapat mengakibatkan kematian.
"Perlunya proteksi dini bagi bayi agar tidak terkena diare akut yang disebabkan virus rotavirus," papar Piprim.
Dikatakannya, berdasarkan penelitian WHO Tahun 2020 penyebab terbesar diare adalah rotavirus. Rotavirus ini menyebutkan bayi mengalami dehidrasi berat yang sulit ditanggulangi bila tidak di bawa ke rumah sakit.
Pencegahan rotavirus itu selain vaksinasi juga adalah kebersihan (air minum yang bersih), perilaku hidup bersih sehat (PHBS), ASI, nutrisi yang kuat, dan bergizi tinggi (menghindari junk food).
"Ini merupakan rekomendasi berbagai organisasi global. Di Indonesia bisa didapatkan gratis di puskesmas mulai besok. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan baik oleh seluruh masyarakat," kata Piprim.
Dia menyebutkan gejala infeksi rotavirus bisa disebabkan asimtomatik dan dehidrasi berat. Dehidrasi berat dapat terjadi kepada bayi berusia 6-24 bulan.
"Makanya vaksinasinya digenjot pada usia awal agar tak terjadi dehidrasi berat pada pasien yang lebih besar. Pola infeksinya, demam, muntah, keluarkan cairan, dan nyeri perut," paparnya.
Ada beberapa langkah pada bayi yang terkena diare, yakni mengganti cairan tubuh yang hilang dengan memberikan oralit.
"Namun, dalam kasus rotavirus ini tidak bisa diberikan cairan oralit karena akan dimuntahkan. Biasanya diberikan infus," ucapnya.
Kemudian, diberikan zinc, pemberian ASI dan pemberian antibiotik (untuk kasus yang disebabkan karena bakteri).
"Pemberian antibiotik yang tanpa indikasi, banyak sekali diberikan terhadap kasus diare. Kita harus tahu bahwa kasus diare pada anak sebagian besarnya karena virus, sehingga tidak butuh antibiotik. Jadi, hati-hati untuk pemberian antibiotik pada kasus diare," kata Primpim menambahkan.
Baca juga: Kemenkes: Imunisasi Nasional Rotavirus digelar 15 Agustus 2023
Baca juga: Jaktim awali imunisasi rotavirus di RPTRA Garuda
Baca juga: Dokter: Orang tua bisa tangani diare di rumah dengan Lintas Diare
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023