• Beranda
  • Berita
  • BI perkirakan ekonomi global 2023 tumbuh 2,7 persen

BI perkirakan ekonomi global 2023 tumbuh 2,7 persen

24 Agustus 2023 14:51 WIB
BI perkirakan ekonomi global 2023 tumbuh 2,7 persen
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Agustus 2023 di Jakarta, Kamis (24/8/2023). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak/aa.

Pergeseran komposisi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 ini semakin menguat meskipun secara keseluruhan tahun 2023 ini pertumbuhan ekonomi global masih sama sesuai perkiraan sebelumnya yaitu 2,7 persen

Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi global 2023 tumbuh 2,7 persen karena ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat.

"Pergeseran komposisi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 ini semakin menguat meskipun secara keseluruhan tahun 2023 ini pertumbuhan ekonomi global masih sama sesuai perkiraan sebelumnya yaitu 2,7 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Perry menuturkan pergeseran pertumbuhan itu terjadi dengan pertumbuhan ekonomi China yang lebih rendah akibat keyakinan pelaku ekonomi yang melemah serta utang rumah tangga yang tinggi sehingga menurunkan konsumsi dan kinerja properti yang turun dan juga berdampak kepada investasi di kawasan lain.

Selain itu, ekonomi Eropa juga melemah dipicu oleh dampak eskalasi ketegangan geopolitik khususnya antara Rusia dan Ukraina. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih baik dari perkiraan semula dipengaruhi oleh konsumsi yang membaik ditopang kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan yang tinggi.

Sementara itu, tekanan inflasi negara maju masih tinggi dipengaruhi perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat, sedangkan inflasi di negara berkembang telah menurun.

Hal tersebut diperkirakan mendorong berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR) Amerika Serikat.

Menurut dia, berbagai perkembangan tersebut semakin menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran modal ke negara berkembang lebih selektif.

"Tekanan nilai tukar di negara berkembang meningkat, sehingga memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia," ujarnya.

Baca juga: IMF naikkan sedikit perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2023
Baca juga: Kekayaan global diprediksi naik 38 persen pada 2027
Baca juga: Minyak jatuh di awal perdagangan Asia karena data ekonomi global lemah

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023