Kalau semen jadi penyebab, dari awal-awal KLHK sudah tahu duluan karena sudah ter-connect langsung di KLHK
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan operasional industri semen di kawasan Jabodetabek bukan salah satu penyebab polusi udara yang belakangan ini mengganggu kualitas udara wilayah tersebut.
Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Wiwik Pudjiastuti memastikan industri semen di wilayah Jabodetabek sebagian besar telah menerapkan continuous emission monitoring system (CEMS).
"Ternyata emisi yang dikeluarkan tidak melebihi batas yang tadi, yang menjadi kecurigaan karena sistemnya telah terbangun," katanya.
Di sisi lain, beberapa industri semen juga disebutnya telah memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) berupa sampah untuk menggantikan batu bara.
Sementara itu, Direktur Jenderal IKFT Kemenperin Ignatius Warsito mengatakan pihaknya telah menyampaikan surat ke seluruh asosiasi IKFT untuk segera memetakan tingkat emisi di sektor-sektor industri tersebut.
"Insya Allah kita bisa tahu potretnya dan seberapa besar kontribusi sektor IKFT ke polusi udara," katanya.
Warsito menuturkan pemerintah bertanggung jawab penuh untuk mendorong industri yang lebih ramah lingkungan. Bahkan, upaya tersebut telah dilakukan sejak pasca COVID-19.
"Kita ingin pastikan bahwa mereka sudah menggunakan energi hijau," kata Warsito.
Baca juga: Kemenperin bentuk tim inspeksi emisi industri di DKI-Banten-Jabar
Baca juga: Kemenperin terapkan teknologi pemantauan kualitas udara AiMS
Baca juga: Kemenperin pastikan industri telah penuhi standar pengendalian emisi
Baca juga: Kemenperin bentuk tim inspeksi emisi industri di DKI-Banten-Jabar
Baca juga: Kemenperin terapkan teknologi pemantauan kualitas udara AiMS
Baca juga: Kemenperin pastikan industri telah penuhi standar pengendalian emisi
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023