Kepolisian Resor (Polres) Malang menyatakan bahwa kebakaran yang melanda kawasan Gunung Arjuno, di wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terindikasi akibat adanya aktivitas perburuan liar.
Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik di Kabupaten Malang, Senin mengatakan bahwa berdasarkan keterangan yang diterima pihak kepolisian, api diduga berasal dari titik aktivitas para pemburu pada, Jumat (25/8) malam.
"Diduga, titik api berasal dari para pemburu yang pada Jumat malam melakukan aktivitas perburuan liar di wilayah Curah Sriti," kata Taufik.
Taufik menjelaskan, akibat adanya aktivitas perburuan liar tersebut, menyebabkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan tepatnya berada di petak 116 B, Resort Pemangku Hutan (RPH) Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari.
Menurutnya, aktivitas perburuan liar yang sengaja membakar hutan tersebut, kemudian menjadi tidak terkendali dan merembet ke sejumlah area. Personel Polres Malang dari Kepolisian Sektor (Polsek) Singosari, diterjunkan untuk membantu proses pemadaman.
"Kami menurunkan personel untuk melakukan tindakan pemadaman, agar api tidak menjalar lebih luas," katanya.
Ia menambahkan, proses pemadaman api dilakukan secara manual menggunakan alat seadanya atau dengan memukul-mukul kobaran api. Selain itu, juga membuat parit untuk memutus pergerakan api.
"Pemadaman api saat ini dilakukan secara manual, medan cukup sulit sehingga menyebabkan pemadaman api kurang maksimal. Selain itu, sudah dilakukan antisipasi dengan membuat parit selebar dua meter," katanya.
Namun, lanjutnya, jika angin bertiup terlalu kencang, maka parit tersebut dikhawatirkan tidak mampu menahan rembetan api dan berpotensi kembali meluas. Saat ini, Polres Malang masih fokus untuk membantu upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan tersebut.
"Untuk penyelidikan, masih menunggu. Saat ini kami masih fokus untuk membantu upaya pemadaman terlebih dahulu," katanya.
Unit Pengelola Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo memutuskan untuk menutup pendakian Gunung Arjuno di Jawa Timur, akibat bencana kebakaran hutan lahan di kawasan pegunungan tersebut.
Tahura Raden Soerjo merupakan rumah bagi sejumlah satwa diantaranya monyet ekor panjang, elang jawa, kera hitam, landak, ular sawah, ayam hutan, kutilang, tupai, alap-alap jambul, dan alap-alap tikus atau putih.
Aktivitas pembakaran hutan, ditengarai untuk melokalisasi satwa dan memudahkan para pemburu. Titik api muncul pertama kali pada Curah Sriti, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Sabtu (26/8) dini hari.
Berdasarkan pantauan Tahura Raden Soerjo pada Minggu (27/8), ada sebanyak tujuh titik api yang berusaha dipadamkan oleh tim gabungan tersebut. Dari tutuh titik api tersebut, saat ini sudah berkurang dan menyisakan dua titik yang masih dalam upaya pemadaman.
Baca juga: Pendakian Gunung Arjuno ditutup akibat kebakaran hutan
Baca juga: Tahura: Kebakaran Arjuno-Welirang akibat aktivitas perburuan liar
Baca juga: Pendakian Arjuno-Welirang ditutup akibat kebakaran hutan
Baca juga: Area terdampak kebakaran hutan Gunung Arjuno capai 3.000 hektare
Baca juga: Kecepatan angin halangi pemadaman karhutla Arjuno-Welirang
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023