Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno meresmikan Museum Islam Nusantara Lasem yang memiliki koleksi artefak, naskah, manuskrip serta narasi tokoh-tokoh Islam, Sabtu.
Peresmian museum ditandai dengan pemotongan pita bunga di depan pintu masuk museum yang berada di kompleks Masjid Jami' Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
"Kami apresiasi penggagas pembangunan Museum Islam Nusantara di Masjid Jami' Lasem," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno di Rembang, Sabtu.
Menurut dia Museum Islam Nusantara Lasem merupakan program kolaboratif, yang akan diamplifikasi melalui paket wisata berbasis masjid dan juga wisata sejarah.
Baca juga: Kemenparekraf perkuat santri digitalprenuer
Menparekraf Sandiaga menilai program kolaboratif seperti itu membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih luas. Dia mencontohkan dalam museum juga terdapat batik Lasem yang selama ini dipromosikan sudah memiliki etalase sehingga membuka peluang usaha dan lapangan kerja.
Setelah berkunjung ke Museum Islam Nusantara Lasem, Sandiaga mengatakan agama Islam yang rahmatan lil alamin ditunjukkan dengan koleksi yang ada di dalam museum, yang diperkuat dengan koleksi bersejarah.
"Masjid-masjid yang menjadi daya tarik masa lalu sampai sekarang juga ditampilkan," ujar Menparekraf Sandiaga.
Museum Islam Nusantara Lasem antara lain memiliki koleksi daun pintu dan jendela yang menampilkan kaligrafi ayat Al Quran. Pembangunan tersebut, yang ditargetkan bisa memuat 30 juz Al Quran, saat ini belum selesai 100 persen.
Sandiaga berharap ada ruang partisipasi supaya pembangunan museum tersebut bisa tuntas.
Sementara itu, penggagas pembangunan Museum Islam Nusantara Lasem Agus Abdul Aziz mengakui pembangunannya sudah mencapai 90-an persen.
Menurut Agus sejarah dakwah Islam di Lasem menempatkan titik yang kuat. Pada abad ke-17 hadir Sambu atau Sayyid Abdurrohman dan Joko Tingkir, kemudian abad 20 juga hadir ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Kehadiran museum ini, kata dia, merupakan salah satu ikhtiar untuk memperkuat dakwah Islam di Jateng, khususnya di Kabupaten Rembang.
Baca juga: Lima desa wisata di Jateng dapat bantuan dana pengembangan Rp120 juta
Baca juga: Menteri PUPR targetkan penataan kawasan pusaka Lasem tuntas tahun ini
Baca juga: Banda Aceh bakal miliki museum sejarah keislaman Aceh
Peresmian museum ditandai dengan pemotongan pita bunga di depan pintu masuk museum yang berada di kompleks Masjid Jami' Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
"Kami apresiasi penggagas pembangunan Museum Islam Nusantara di Masjid Jami' Lasem," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno di Rembang, Sabtu.
Menurut dia Museum Islam Nusantara Lasem merupakan program kolaboratif, yang akan diamplifikasi melalui paket wisata berbasis masjid dan juga wisata sejarah.
Baca juga: Kemenparekraf perkuat santri digitalprenuer
Menparekraf Sandiaga menilai program kolaboratif seperti itu membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih luas. Dia mencontohkan dalam museum juga terdapat batik Lasem yang selama ini dipromosikan sudah memiliki etalase sehingga membuka peluang usaha dan lapangan kerja.
Setelah berkunjung ke Museum Islam Nusantara Lasem, Sandiaga mengatakan agama Islam yang rahmatan lil alamin ditunjukkan dengan koleksi yang ada di dalam museum, yang diperkuat dengan koleksi bersejarah.
"Masjid-masjid yang menjadi daya tarik masa lalu sampai sekarang juga ditampilkan," ujar Menparekraf Sandiaga.
Museum Islam Nusantara Lasem antara lain memiliki koleksi daun pintu dan jendela yang menampilkan kaligrafi ayat Al Quran. Pembangunan tersebut, yang ditargetkan bisa memuat 30 juz Al Quran, saat ini belum selesai 100 persen.
Sandiaga berharap ada ruang partisipasi supaya pembangunan museum tersebut bisa tuntas.
Sementara itu, penggagas pembangunan Museum Islam Nusantara Lasem Agus Abdul Aziz mengakui pembangunannya sudah mencapai 90-an persen.
Menurut Agus sejarah dakwah Islam di Lasem menempatkan titik yang kuat. Pada abad ke-17 hadir Sambu atau Sayyid Abdurrohman dan Joko Tingkir, kemudian abad 20 juga hadir ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Kehadiran museum ini, kata dia, merupakan salah satu ikhtiar untuk memperkuat dakwah Islam di Jateng, khususnya di Kabupaten Rembang.
Baca juga: Lima desa wisata di Jateng dapat bantuan dana pengembangan Rp120 juta
Baca juga: Menteri PUPR targetkan penataan kawasan pusaka Lasem tuntas tahun ini
Baca juga: Banda Aceh bakal miliki museum sejarah keislaman Aceh
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023