Suharini menilai pembahasan isu penanggulangan pencemaran di laut pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS Forum 2023 merupakan momentum yang sangat baik untuk memperoleh kesepakatan di tingkat regional dan global.
"Dengan adanya kesepakatan di tingkat regional dan global dapat turut mempengaruhi perbaikan kualitas ekosistem pesisir dan laut khususnya dari pencemaran laut oleh sampah plastik," kata Suharini saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca juga: Pengamat nilai konservasi Pulau Seribu majukan ekonomi biru Jakarta
Baca juga: KTT AIS penting bagi DKI untuk kembangkan ekonomi biru
Suharini mengingatkan, pencemaran di laut tidak hanya berasal dari satu lokasi saja melainkan juga bersumber dari berbagai wilayah di dunia karena laut terkoneksi dengan berbagai negara.
Menurut dia, sampah dan polutan yang mencemari laut DKI Jakarta tidak hanya berasal dari Jakarta saja namun dapat berasal dari wilayah atau bahkan negara lain.
Dia mengatakan, penurunan kualitas ekosistem pesisir dan laut dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari aspek ekologi, sosial, hingga ekonomi.
Pada aspek sosial, imbuh Suharini, keberadaan sampah plastik dapat mengurangi estetika pesisir yang mengurangi kenyamanan masyarakat dalam menikmati keindahan pesisir serta potensi pengembangan wisata bahari.
Pada aspek ekologi, sampah plastik dapat melukai biota laut serta kandungan mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh ikan dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Sementara pada aspek ekonomi, penurunan kualitas lingkungan akan diikuti dengan penurunan minat pengembangan investasi dan ekonomi terhadap kegiatan berbasis maritim seperti wisata bahari, perikanan, transportasi laut, dan sebagainya.
"Oleh sebab itu, penanganan sampah plastik di wilayah pesisir merupakan hal yang penting dan perlu segera dilaksanakan," kata Suharini.
Pada tahun ini, KTT AIS Forum 2023 mengusung tema "Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama" (Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future).
Sebagai tuan rumah penyelenggaraan, Indonesia mendorong pertemuan yang berfokus pada tiga aspek antara lain pembangunan ekonomi biru, tantangan perubahan iklim, serta mempererat solidaritas antara negara pulau dan kepulauan.
KTT yang diadakan pada 10-11 Oktober mendatang di Nusa Dua, Bali, itu diharapkan dihadiri wakil-wakil dari 51 negara kepulauan dan pulau, dengan target 25 kepala negara/pemerintahan dan 30-47 pejabat setingkat menteri.
Baca juga: Jalan baru optimalisasi potensi mangrove Jakarta melalui ekonomi biru
Baca juga: Pemprov DKI yakin KTT AIS pacu pengembangan UMKM di Kepulauan Seribu
Baca juga: Kemenko Marves: Indonesia angkat isu tata kelola ruang laut di KTT AIS
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023