“Menunjukkan kepada masyarakat negara-negara pesisir dan negara–negara kepulauan rencana ke depan yang akan dilakukan oleh pemerintah DKI untuk mengatasi dan juga sekaligus memperbaiki ekosistem pesisir yang rusak karena sampah,” kata Senior Advisor for Climate and Environmental Governance, AIS Program Manager Abdul Wahib Situmorang kepada Antara di Jakarta, Senin.
Menurutnya, rencana-rencana yang dimiliki oleh DKI dapat menjadi inspirasi dan dapat dipelajari bagi negara-negara kepulauan yang mengikuti konferensi tersebut.
Ia mengatakan Indonesia sebagai inisiator AIS Forum memiliki pendekatan lead by example (memimpin dengan memberi contoh) dan walk the talk (berbuat sesuai perkataan), sehingga komitmen yang dimiliki bangsa ini untuk mengurangi sampah plastik sebesar 70 persen pada tahun 2025 dapat menjadi inspirasi bagi negara lain.
“Itu bisa memberikan inspirasi bagi banyak negara pulau dan kepulauan lain bahwa memperbaiki ekosistem pesisir dari sampah itu sangat mungkin dilakukan,” ujar Abdul.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB University Yonvitner menekankan tingginya urgensi penanggulangan sampah plastik pada ekosistem laut.
“Peningkatan sampah plastik dapat menyebabkan menurunkan kualitas lingkungan, ekosistem, dan manusia,” kata Yonvitner kepada Antara, Senin.
Menurutnya, sampah plastik dapat mengganggu proses ekologis dan produksi biomassa dari koral, ikan, dan juga berdampak pada kesehatan. Akibatnya, akan dapat menurunkan daya dukung dan ekonomi dari sumber daya yang terdampak.
Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi sampah di pesisir laut, termasuk di Muara Angke. Pada Juli 2023, Pemprov DKI telah melakukan pembersihan sampah dan juga membangun penghalang sampah di wilayah tersebut.
Selain itu, dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga memasang sistem jaring di sungai-sungai untuk dapat mengurangi timbulan sampah yang masuk ke laut.
KTT AIS Forum pada tahun ini mengusung tema “Membina Kolaborasi, Memajukan Inovasi untuk Laut dan Masa Depan Bersama” (Fostering Collaboration, Enabling Innovation for Our Ocean and Our Future).
Tujuan utama konferensi ini adalah untuk memperkuat kolaborasi negara-negara anggota dalam mengatasi permasalahan global dengan empat area utama, yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik.
Tujuan utama konferensi ini adalah untuk memperkuat kolaborasi negara-negara anggota dalam mengatasi permasalahan global dengan empat area utama, yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik.
Baca juga: Menko Marves sebut Indonesia jadi negara panutan baru
Baca juga: KTT AIS momentum DKI jadikan Kepulauan Seribu wisata percontohan
Baca juga: KTT AIS berpotensi bawa perbaikan kualitas ekosistem pesisir & laut
Baca juga: KTT AIS momentum DKI jadikan Kepulauan Seribu wisata percontohan
Baca juga: KTT AIS berpotensi bawa perbaikan kualitas ekosistem pesisir & laut
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023