• Beranda
  • Berita
  • BKKBN targetkan 1,6 juta akseptor KB peringati Hari Kontrasepsi Dunia

BKKBN targetkan 1,6 juta akseptor KB peringati Hari Kontrasepsi Dunia

26 September 2023 15:57 WIB
BKKBN targetkan 1,6 juta akseptor KB peringati Hari Kontrasepsi Dunia
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada acara kick off kolaborasi pelayanan KB Nusantara memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia di kantor BKKBN, Jakarta, Selasa (26/9/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Angkanya belum mencapai 60 persen, masih di 59 persen

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan 1,6 juta akseptor program Keluarga Berencana (KB) selama sepekan (26 September - 4 Oktober 2023) untuk memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia yang jatuh setiap 26 September.
 
"Dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia, kita tidak mengadakan pesta, tetapi mengambil langkah di lapangan atau langsung aksi pelayanan serentak, dengan target 1,6 juta akseptor di seluruh Indonesia," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Selasa.
 
Ia menegaskan, target tersebut mesti dipenuhi untuk meningkatkan prevalensi rata-rata pemakaian kontrasepsi modern hingga 60 persen.
 
"Sebelum pandemi di tahun 2019, capaian kontrasepsi bisa kita lihat bersama, rata-rata pemakaian kontrasepsi modern atau Modern Contraseption Prevalency Rate (MCPR), itu angkanya belum mencapai 60 persen, masih di 59 persen," ujar dia.
 
Ia menekankan, target tersebut dipasang mengingat pemasangan kontrasepsi berkorelasi positif dengan penurunan stunting.
"Korelasi antara jarak kehamilan dan stunting sangat kuat. Adanya interval antara kelahiran pertama ke kelahiran berikutnya, kehamilan pertama ke berikutnya, sangat berkorelasi positif dengan penurunan stunting," ucapnya.
 
Pengaturan jarak kehamilan tersebut perlu terus disosialisasikan mengingat Organisasi Kesehatan Dunia mengamanatkan jarak kehamilan minimal 36 bulan.
 
Selain itu, Hasto juga menjelaskan bahwa saat ini BKKBN masih memiliki tugas untuk menurunkan angka kelahiran yang tidak diinginkan atau unmet need.
 
"Kami masih mempunyai tugas untuk menurunkan angka kelahiran yang tidak diinginkan, meskipun angka kesuburan total menurut Badan Pusat Statistik sudah mencapai 2,18, dan menurut berdasarkan data sistem informasi keluarga sudah 2,14," tuturnya.
 
Angka kesuburan total, yakni rata-rata perempuan melahirkan per anak per tahun, yang menurut Hasto angkanya di Indonesia sudah sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia.
 
Dalam menyukseskan target 1,6 juta akseptor KB ini, BKKBN juga bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
 
Wakil Asisten Teritorial Bidang Ketahanan Wilayah, Komunikasi Sosial, dan Bakti TNI, Brigadir Jenderal Taufik Shobri menyatakan bahwa TNI telah mempersiapkan kurang lebih 500 fasilitas kesehatan untuk menyukseskan program 1,6 juta akseptor ini.
 
"Di jajaran kita ada kurang lebih 500 fasilitas kesehatan, baik itu layanan tingkat lanjutan atau fasilitas tingkat kesehatan pratama, dan semua siap mendukung layanan kontrasepsi BKKBN," kata Shobri.
 
Pada peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia yang digelar di BKKBN, Shobri juga berinteraksi dengan jajaran TNI Angkatan Darah di daerah secara virtual, dan menegaskan bahwa TNI akan terus hadir untuk mengecek kegiatan di tiap-tiap daerah yang melaksanakan kegiatan 1,6 juta akseptor KB tersebut.

Baca juga: Kepala BKKBN: Peningkatan layanan kontrasepsi penting cegah stunting

Baca juga: BKKBN tekankan pentingnya KB dalam upaya mewujudkan keluarga sehat

 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023