• Beranda
  • Berita
  • ICRC: Tanpa listrik, RS di Gaza bisa jadi kamar mayat

ICRC: Tanpa listrik, RS di Gaza bisa jadi kamar mayat

12 Oktober 2023 23:54 WIB
ICRC: Tanpa listrik, RS di Gaza bisa jadi kamar mayat
Petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza. (Anadolu)
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada Kamis memperingatkan bahwa tanpa listrik, rumah sakit-rumah sakit di Gaza yang diblokade Israel bisa berubah menjadi kamar mayat.

"Saat Gaza tanpa listrik, rumah sakit tidak mendapatkan listrik, bayi-bayi baru lahir di inkubator dan pasien-pasien lansia yang tergantung pada oksigen, menjadi berisiko. Dialisis ginjal terhenti dan rontgen tidak bisa dilakukan. Tanpa listrik, rumah sakit terancam jadi kamar mayat," ujar Fabrizio Carboni, direktur regional ICRC untuk Timur Dekat dan Timur Tengah, dalam sebuah pernyataan.

Dia menekankan bahwa masyarakat Gaza sudah kesulitan mendapatkan air bersih, dan "tidak ada orangtua yang mau memberi anaknya yang kehausan air kotor karena terpaksa".

"Pada saat yang sama, masyarakat Israel mengkhawatirkan kerabat mereka yang disandera," katanya.

Carboni mengatakan menyandera dilarang oleh hukum kemanusiaan internasional. Dia mendesak agar mereka yang ditahan dibebaskan segera.

"Kesengsaraan manusia akibat eskalasi ini mengerikan, dan saya memohon kedua pihak untuk mengurangi penderitaan warga sipil," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa ICRC saat ini menjalin kontak dengan Hamas dan Israel. Komite tersebut, kata dia, siap melakukan aksi kemanusiaan, memfasilitasi komunikasi antara para sandera dan keluarga mereka, serta memfasilitasi pembebasan sandera.

Dalam konflik terbaru di Timur Tengah itu, pasukan Israel meluncurkan serangan militer secara penuh dan terus menerus di Jalur Gaza untuk membalas serangan kelompok militan Hamas Palestina di wilayah Israel.

Konflik tersebut dimulai ketika Hamas meluncurkan "Operasi Badai Al-Aqsa" terhadap Israel. Dalam serangan mendadak secara bersamaan dari segala arah itu, Hamas menembakkan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut dan udara.

Hamas menyebut serangannya itu sebagai balasan atas penyerbuan Israel ke Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan kekerasan yang meningkat terhadap warga Palestina oleh pemukim Israel.

Militer Israel kemudian meluncurkan "Operasi Pedang Besi" di Jalur Gaza dan memblokade penuh kawasan itu sehingga masyarakat setempat kehabisan pasokan air dan listrik.

Situasi itu menambah kesengsaraan masyarakat Gaza yang sudah menderita akibat blokade Israel sejak 2007.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Beda dengan AS, China pilih lindungi warga sipil dalam krisis di Gaza
Baca juga: Jerman dukung mediasi Turki, Mesir, dan Qatar di Gaza

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023