• Beranda
  • Berita
  • Menlu China: Israel punya hak menjadi negara, begitu juga Palestina

Menlu China: Israel punya hak menjadi negara, begitu juga Palestina

14 Oktober 2023 19:15 WIB
Menlu China: Israel punya hak menjadi negara, begitu juga Palestina
Arsip foto - Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat menghadiri Pertemuan Ke-13 Menteri Luar Negeri KTT Asia Timur di Jakarta, Jumat (14/7/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/Spt.

Bangsa Yahudi sudah tidak lagi tak memiliki tanah air, tapi kapan bangsa Palestina kembali ke wilayahnya?

Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut Israel memiliki hak menjadi satu negara, namun Palestina pun berhak mendapatkan perlakuan serupa.

"Warga Israel telah telah mendapat perlindungan untuk bertahan hidup, tapi siapa yang peduli dengan kelangsungan hidup rakyat Palestina? Bangsa Yahudi sudah tidak lagi tak memiliki tanah air, tapi kapan bangsa Palestina kembali ke wilayahnya?" kata Wang di Beijing dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA pada Sabtu.

Wang menyampaikan hal itu dalam keterangan bersama dengan Diplomat Utama Uni Eropa untuk Politik Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell setelah keduanya memimpin Dialog Strategis Tingkat Tinggi China-Uni Eropa di Beijing.

"Banyak sekali ketidakadilan yang terjadi di dunia, tapi  ketidakadilan terhadap Palestina telah berlangsung selama lebih dari setengah abad. Penderitaan yang melanda generasi ke generasi tidak boleh berlanjut," tambah Wang.

Menurut Wang, solusi dua negara dan berdirinya negara Palestina merdeka adalah cara Palestina dan Israel bisa hidup berdampingan secara damai dan bagaimana bangsa Arab dan Yahudi hidup harmonis.

Wang juga menyoroti empat prioritas yang dianggap mendesak oleh China.

Baca juga: Ribuan orang berunjuk rasa di New York dukung Palestina

"Pertama, menghentikan konflik sesegera mungkin, mencegah perluasan konflik dan menghindari memburuknya situasi," ungkap Wang.

Kedua, Wang menyebut sangat penting mematuhi hukum humaniter internasional, melakukan segala upaya guna  menjamin keselamatan warga sipil dan membuka jalur penyelamatan serta bantuan kemanusiaan secepat mungkin.

"Tujuannya untuk mencegah bencana kemanusiaan yang parah," tambah Wang.

Ketiga, negara-negara terkait harus menahan diri, mengambil sikap objektif dan adil, berupaya meredakan konflik dan menghindari dampak keamanan regional dan internasional yang lebih besar.

"Keempat, PBB harus memainkan perannya dalam menyelesaikan masalah Palestina. Dewan Keamanan PBB perlu mengambil tanggung jawab penting dalam hal ini, membangun konsensus internasional secepat mungkin dan mengambil tindakan nyata untuk mencapai tujuan tersebut," tambah Wang.

Wang juga mengungkapkan China sedang berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.

Baca juga: Situasi terkini Gaza, Israel klaim warga Palestina bergerak ke selatan

"China akan berpartisipasi aktif dalam konsultasi darurat dalam Dewan Keamanan PBB dan mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres agar melindungi warga sipil. China akan memberikan bantuan kemanusiaan darurat ke Jalur Gaza dan Otoritas Nasional Palestina melalui PBB," papar Wang.

Konflik Israel dan Palestina pecah setelah Hamas menyerang Israel dengan sedikitnya 5.000 roket hanya dalam waktu 20 menit pada 7 Oktober 2023 pagi waktu setempat.

Israel kemudian mendeklarasikan perang terhadap Hamas dan melakukan serangan balasan lewat udara ke Jalur Gaza. Ini merupakan deklarasi perang Israel pertama dalam 50 tahun terakhir sejak Perang Yom Kippur pada 1973.

Kamis lalu Angkatan Udara Israel (IAF) mengaku sudah menjatuhkan sekitar 6.000 bom yang menargetkan Hamas di Gaza. Jumlah itu hampir menyamai total bom yang digunakan Amerika Serikat di Afghanistan dalam satu tahun.

Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan jumlah korban tewas dari pihak Palestina menjadi 1.843 orang di Jalur Gaza dan 44 orang tewas di Tepi Barat, sedangkan 7.138 lainnya terluka.

Baca juga: Diplomat Rusia akan bahas sandera Israel dengan Hamas di Qatar

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023