"Stunting itu ibarat penyakit sudah stadium lima, maka jangan tunggu sampai stunting baru diintervensi, telat. Intervensi di hulu," kata Menkes saat menghadiri acara Gerakan Anak Sehat - Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting (GAS-KIPAS STUNTING) di Serang, Banten, Selasa.
Menkes Budi mengatakan para ibu harus mengetahui ciri-ciri anak menjelang stunting sejak dini, salah satu di antaranya adalah saat berat badan anak menurun atau tak kunjung naik.
"Kalau sudah pada posisi itu, segera intervensi. Kasih makanan tambahan, harus ada protein hewaninya," tambahnya.
Menkes menekankan stunting merupakan tahap akhir dari buruknya gizi pada anak. Penanganannya pun sulit, mahal, dan memiliki angka kesembuhan yang rendah.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan stunting dapat terjadi karena buruknya gizi pada bayi dan ibu saat mengandung.
Buruknya gizi pada ibu mengandung, jelasnya, dapat diketahui dengan lingkar lengan atas ibu yang tidak mencapai 23,5 cm, serta berat badan yang kurang dari standarnya.
"Makanya pada setiap program penanganan stunting saya selalu tanya itu ibunya diurusin apa nggak? Stunting itu kronis, lama, ibunya nggak boleh kurang (berat badannya)," ucap dia.
Menkes menegaskan penanganan stunting harus dikerjakan dengan serius, karena balita yang hidup di masa kini, kelak akan menjadi bagian dari bonus demografi Indonesia pada 2030 mendatang.
Menurutnya, para balita tersebut kelak menjadi ujung tombak negara dalam memaksimalkan Indonesia Emas 2045, yang membawa Indonesia masuk ke dalam jajaran negara maju yang memiliki pendapatan per kapita senilai 13 ribu dolar AS per tahun.
"Kalau sampai terlewat dan pendapatannya belum mencapai 13 ribu dolar AS per tahun, maka kemungkinannya semakin kecil untuk anak-anak kita menikmati hidup di negara maju," ujarnya.
Oleh karena itu, Menkes mengimbau kepada para ibu agar bersama-sama berupaya mengentaskan stunting di Indonesia, demi kehidupan yang sehat dan masa depan bangsa yang lebih baik.
Baca juga: BKKBN evaluasi penurunan stunting di perbatasan dan rawan pangan
Baca juga: Wakil Presiden yakin target penurunan prevalensi stunting tercapai
Baca juga: BKKBN evaluasi penurunan stunting di perbatasan dan rawan pangan
Baca juga: Wakil Presiden yakin target penurunan prevalensi stunting tercapai
Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023