• Beranda
  • Berita
  • IHSG berpotensi variatif seiring prediksi BI akan tahan suku bunga

IHSG berpotensi variatif seiring prediksi BI akan tahan suku bunga

19 Oktober 2023 09:17 WIB
IHSG berpotensi variatif seiring prediksi BI akan tahan suku bunga
Ilustrasi - Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range 6.900 sampai 6.985

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis berpotensi bergerak variatif (mixed) seiring dengan perkiraan bahwa Bank Indonesia (BI) akan menahan tingkat suku bunga acuannya di level 5,75 persen.

IHSG dibuka melemah 16,86 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.911,05. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 3,61 poin atau 0,39 persen ke posisi 921,79.

"Hari ini, IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range 6.900 sampai 6.985," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Kamis.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) pada siang ini akan menentukan suku bunga acuannya BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang diperkirakan akan ditahan di level 5,75 persen.

Sebelumnya, bank sentral tersebut melaporkan permintaan kredit baru perbankan pada September 2023 terindikasi meningkat, tercermin pada saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 92,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 86,2 persen.

Pembiayaan korporasi pada periode yang sama terindikasi meningkat dengan SBT sebesar 16,1 persen dibandingkan pada Agustus 2023 sebesar 14,7 persen.

Sementara itu, SBT pembiayaan rumah tangga tumbuh 11,5 persen, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 11,9 persen, yang mana lonjakan penyaluran kredit perbankan mencerminkan akselerasi dunia usaha, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dari mancanegara, Inggris melaporkan tingkat inflasi tahunan di sisi konsumen sebesar 6,7 persen pada September 2023 atau tetap sama dibandingkan dengan Agustus 2023 yang sebesar 6,7 persen.

Adapun, inflasi inti tahunan yang tidak termasuk komponen bergejolak, seperti energi dan makanan tercatat 6,1 persen atau turun dibandingkan Agustus 2023 sebesar 6,2 persen.

Dari Asia, pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III 2023 sebesar 4,9 persen year on year (yoy), atau di atas perkiraan konsensus 4,4 persen, namun lebih rendah dari kuartal sebelumnya 6,3 persen yoy (low based pada kuartal II 2022 akibat lockdown di kota besar China).

Di sisi lain, penjualan ritel China pada September 2023 tumbuh 5,5 persen (yoy), atau lebih tinggi dari pertumbuhan sebelumnya sebesar 4,6 persen (yoy).

Ekonomi China memperlihatkan pertumbuhan yang sejalan dengan proyeksi konsensus, dan diharapkan dapat mentabulasi target pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2023 di atas 5 persen.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 550,50 poin atau 1,72 persen ke 31.491,80, indeks Hang Seng melemah 323,69 poin atau 1,83 persen ke 17.408,82, indeks Shanghai melemah 28,97 poin atau 0,95 persen ke 3.029,74, dan indeks Straits Times melemah 36,06 poin atau 1,15 persen ke 3.100,56.

Baca juga: IHSG Kamis dibuka melemah 16,86 poin
Baca juga: Wall Street anjlok tertekan kenaikan imbal hasil obligasi
Baca juga: Bursa Efek Shenzhen luncurkan Indeks SZSE 50

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023