"Kami sangat ketakutan karena beberapa bata bangunan di depan Kantor BPBD Lebak terjatuh akibat getaran gempa cukup kuat itu," kata Nana Jumhana (50), warga Rangkasbitung, Selasa.
Gempa tektonik pada 7,21 Lintang Selatan dan 105, 91 Bujur Yimur itu atau tepatnya 81 KM arah barat Lebak itu tidak berlangsung lama sehingga tembok tinggi di depan Kantor BPBD Lebak tidak runtuh.
Saat itu Nana tengah mendatangi Kantor BPBD Lebak untuk mengetahui perkembangan korban banjir. Tiba-tiba pada pukul 13.34 WIB getaran kuat menggoyang gedung ini sehingga semua orang berhamburan ke luar kantor demi menyelamatkan diri.
"Beruntung, ketika keluar dari kantor BPBD tidak tertimpa beberapa bata yang jatuh dari bangunan itu," kata Nana.
Nana, para pegawai serta beberapa wartawan spontan luar kantor demi menyelamatkan diri.
"Kami tidak bisa membayangkan jika gempa itu berlangsung lama dipastikan menimbulkan korban jiwa," kata Nana.
Baca juga: Tahu tidak? Hari ini ada empat gempa besar, terkuat di Alaska 7,9 Magnitudo
Dodi (45), warga Kelurahan Rangkasbitung Timur, juga mengisahkan pengalamannya harus berlarian ke luar rumah setelah getaran gempa tektonik itu mengguncang rumahnya.
"Kami saat itu sedang menonton tayangan televisi, tiba-tiba gempa dan segera menyelamatkan diri dengan berlarian ke luar rumah," kata Dodi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan gempa tektonik berkekuatan 6,4 SR itu tidak menimbulkan korban jiwa dan luka. Namun dia menerima laporan 116 rumah di pesisir selatan rusak parah.
"Kami membuka posko kebencanaan dan mencatat 116 unit rumah rusak tersebar di Kecamatan Bayah, Panggarangan, Cilograng, Lebak Gedong, Cimarga dan Sajira," kata Dodi.
Pewarta: Mansyur
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018