• Beranda
  • Berita
  • Jokowi bincang santai dengan diplomat muda Indonesia di kantin

Jokowi bincang santai dengan diplomat muda Indonesia di kantin

12 Februari 2018 15:44 WIB
Jokowi bincang santai dengan diplomat muda Indonesia di kantin
Presiden Joko WIdodo memberikan sambutan ketika membuka rapat kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia (KEPPRI) di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Senin (12/2/2018).. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Kecenderungan proteksionis semakin meningkat, baik dalam bentuk hambatan tarif dan non-tarif. Inilah tantangan yang harus kita hadapi. Tantangan bagi diplomat

Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan para diplomat muda Indonesia di Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin, usai membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI.

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi mendorong para diplomat muda di Kementerian Luar Negeri untuk memahami isu-su yang menjadi kepentingan Indonesia.

Menurut Jokowi, menjadi diplomat pada zaman ini tidak mudah dan tantangan yang harus dihadapi diplomat Indonesia pada masa yang akan datang lebih besar lagi.

Presiden Jokowi berbincang santai dengan para diplomat muda sambil menikmati makanan dan minuman di Kantin Diplomasi Kementerian Luar Negeri.

Sebelumnya, dalam sambutan pada Raker Kepala Perwakilan RI, Presiden Jokowi mengakui menjadi diplomat pada zaman sekarang tidaklah mudah dan tugas diplomat makin tidak mudah karena banyaknya ketidakpastian yang terjadi di dunia.

Baca juga: Buka Raker perwakilan RI, Jokowi ungkap tantangan diplomat masa kini

"Konflik dan perang banyak terjadi di dunia. Krisis kemanusiaan dan pengungsian juga terus terjadi. Kejahatan lintas negara dan terorisme mengancam semua negara, bukan hanya Indonesia," kata Jokowi.

"Persaingan ekonomi yang semakin tajam dan semua negara ingin jadi pemenang. Kecenderungan proteksionis semakin meningkat, baik dalam bentuk hambatan tarif dan non-tarif. Inilah tantangan yang harus kita hadapi. Tantangan bagi diplomat," sambung sang presiden.

Menurut Jokowi, pendekatan baru diplomasi diperlukan untuk mengutamakan kepentingan masyarakat Indonesia.

"Kita perlu diplomasi yang cepat, responsif, dan tanggap. Bukan lagi diplomasi yang membuang uang, tetapi yang menghasilkan uang. Diplomasi yang berpihak pada kepentingan masyarakat," ujar Jokowi.

Presiden juga menekankan bahwa diplomasi Indonesia harus dapat membela dan menjaga kedaulatan negara serta berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Baca juga: Jokowi minta dubes tak cari-cari bantuan

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018