"Kami masih sangat berharap. Kan sekarang hitungannya 32 bulan, 32 bulan dari pembangunan. Sekarang sudah mulai land clearing di Halim Perdana Kusuma (Jakarta Timur)," kata Rini di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin.
Pembangunan proyek kereta cepat ini, kata Rini, memang diperkirakan tidak akan selesai akhir 2019 atau meleset dari target karena masih ada beberapa hal yang menjadi kendala, terutama masalah pembebasan lahan.
"Kalau pembangunan sih molor. Karena pembebasan lahannya juga telat. Dan sampai sekarang ini kan masih banyak pembebasan lahan yang harus diminta persetujuan dari Kementerian Kehutanan," ujar Rini.
Saat ini pembebasan lahan baru 55 km yang terdiri dari 22 km lahan yang siap dibangun dan 33 km masih dalam tahap pembebasan lahan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya mengatakan pemerintah mempertimbangkan rute kereta cepat Jakarta-Bandung diperpanjang dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten, sampai Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.
Nantinya jalur kereta cepat itu diperpanjang 80 kilometer sehingga panjang jalur mencapai lebih dari 200 kilometer, sedangkan sebelumnya proyek ini akan dibuat sepanjang 142,3 kilometer.
Rini memperkirakan pinjaman tahap awal sebesar 500 juta dolar AS untuk kereta cepat dari China Development Bank (CDB) akan cair pada Maret 2018. Utang itu adalah bagian dari pinjaman yang disetujui CDB sebesar total 5,9 miliar dolar AS.
Baca juga: Pinjaman awal kereta cepat cair Maret
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018