Jakarta (ANTARA News) - Belakangan ini beredar di masyarakat informasi soal penanganan gejala stroke melalui metode menusuk ujung jari tangan menggunakan jarum. Apakah cara ini benar?
"Tidak benar. Bahkan respons nyeri akibat tusukan jarum dapat meninggikan tekanan darah yang berisiko memperburuk stroke-nya," tegas spesialis saraf dari FK Unika Atma Jaya, Dr.dr. Yuda Turana, Sp.S kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Penegasan bahwa metode ini tak tepat juga diungkapkan spesialis Jantung rumah sakit Harapan Kita, dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K),FIHA. Dia bahkan mengatakan cara ini tidak berguna sama sekali.
"Tidak ada gunanya sama sekali. Ada risiko infeksi, apalagi kalau jarumnya tidak steril atau bersih," kata dia dalam pesan elektroniknya.
Ketimbang memberikan pertolongan pertama di rumah, kedua dokter ini menyarankan kita segera melarikan penderita ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan.
"Keluarga harus langsung bawa ke rumah sakit," kata Yuda.
Baca juga: Kontrol asupan garam demi cegah hipertensi
Pernyataan senada juga disampaikan spesialis jantung dari rumah Sakit Harapan Kita, dr. Siska S. Danny, SpJP. Dia menjelaskan, penyebab stroke berasal dari dua hal yakni perdarahan di otak atau penyumbatan pembuluh darah otak, sehingga terapinya harus berdasarkan penyebabnya. Menusuk jari menggunakan jarum bukan salah satu cara yang disarankan.
"Stroke penyumbatan terapinya adalah obat pengencer darah. Dan sebaliknya stroke perdarahan tidak boleh diberikan pengencer darah. Tindakan pertama yang harus dilakukan untuk pasien yang dicurigai stroke adalah dibawa ke rumah sakit dan memastikan jenis stroke. Jadi tidak ada tempatnya untuk menusuk-nusuk jari," tutur dia dalam pesan elektroniknya.
Sejumlah tanda yang bisa dikenali antara lain sakit kepala yang tiba-tiba parah, lemah, mati rasa, masalah penglihatan, kebingungan, kesulitan berjalan atau berbicara, pusing dan ucapan yang tidak jelas.
Ahli kesehatan sepakat bahwa penyakit stroke dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan gaya hidup sehat. Seperti dilansir Medical Daily setidaknya ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk mengenyahkan stroke.
Pertama, berhenti merokok. Selain stroke, merokok juga berhubungan dengan sejumlah masalah kesehatan seperti kanker, penyakit jantung dan lainnya.
Kebiasaan ini bisa meningkatkan trigliserida dalam darah, menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), merusak lapisan aliran darah dan menyumbat alirah darah.
Kedua, rutin berolahraga. Sebuah studi menemukan, berjalan dua jam per hari bisa mengurangi risiko perempuan menderita stroke sekitar 50 persen.Lebih dari itu, aktif melakukan aktivitas fisik bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan menurunkan tekanan darah --kedua hal ini berhubungan erat dengan risiko stroke.
Ketiga, menjaga berat badan sehat karena berhubungan dengan risiko terjadinya diabetes, penyakit jantung dan stroke. Oleh karenanya, pertahankan berat badan ideal anda.
Di samping itu, mengonsumsi makanan sehat dan menjaga diri tetap rileks juga menjadi upaya lainnya untuk membuang jauh-jauh risiko terkena stroke.
Baca juga: Stroke mulai cenderung dialami orang muda
Baca juga: Keju mampu kurangi risiko stroke
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018