Jakarta (ANTARA News) - "Sakit, sehat, hidup, mati, itu adalah bagian dari kehidupan. Semua sudah diatur, saya nikmati saja. Yang penting saya ikhtiar," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Di tengah kondisi tubuhnya yang sakit, Sutopo masih menyempatkan mengadakan jumpa pers terkait bencana longsor Brebes di Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Jakarta, Jumat.
Jumpa pers diadakan tepat sehari setelah longsor terjadi. Saat bencana terjadi, Sutopo sedang dijadwalkan menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
"Sambil menunggu waktu operasi, saya mencari data dan menyiapkan siaran pers untuk saya bagikan kepada rekan-rekan wartawan," katanya.
Sejak 17 Januari 2018, Sutopo yang selama ini menjadi sumber informasi kebencanaan bagi masyarakat melalui media, divonis mengidap kanker paru stadium IVB.
Kenyataan itu sempat membuatnya terguncang. Dia merasa selama ini sudah hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan tidak merokok. Namun, kenyataan ternyata berbeda dengan pola hidup sehatnya.
"Saya syok, tetapi tidak sampai menangis. Istri dan anak saya yang menangis," tuturnya.
Di tengah vonis dokter terhadap penyakit yang diidapnya, Sutopo sempat berpikir untuk mengurangi aktivitasnya melayani wartawan.
Selama ini, dia memang aktif menginformasikan kejadian bencana kepada masyarakat, baik kepada wartawan maupun kepada masyarakat melalui media sosial.
"Namun, saya berpikir, masyarakat dan wartawan butuh saya. Saat saya tidak ada, kejadian bencana tidak diberitakan oleh media. Kalau pun ada, pernyataan dari pejabat berwenang sangat normatif," katanya.
Karena itu, dia memutuskan untuk tetap aktif bekerja meskipun sudah disibukkan dengan pengobatan yang harus dijalani. Dia menganggap pekerjaannya melayani wartawan sebagai bagian dari ibadah.
"Mungkin ini memang teguran dari Tuhan. Saya ikhlas," ujarnya.
Di tengah kondisi tubuhnya yang sakit, Sutopo masih menyempatkan mengadakan jumpa pers terkait bencana longsor Brebes di Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Jakarta, Jumat.
Jumpa pers diadakan tepat sehari setelah longsor terjadi. Saat bencana terjadi, Sutopo sedang dijadwalkan menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
"Sambil menunggu waktu operasi, saya mencari data dan menyiapkan siaran pers untuk saya bagikan kepada rekan-rekan wartawan," katanya.
Sejak 17 Januari 2018, Sutopo yang selama ini menjadi sumber informasi kebencanaan bagi masyarakat melalui media, divonis mengidap kanker paru stadium IVB.
Kenyataan itu sempat membuatnya terguncang. Dia merasa selama ini sudah hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan tidak merokok. Namun, kenyataan ternyata berbeda dengan pola hidup sehatnya.
"Saya syok, tetapi tidak sampai menangis. Istri dan anak saya yang menangis," tuturnya.
Di tengah vonis dokter terhadap penyakit yang diidapnya, Sutopo sempat berpikir untuk mengurangi aktivitasnya melayani wartawan.
Selama ini, dia memang aktif menginformasikan kejadian bencana kepada masyarakat, baik kepada wartawan maupun kepada masyarakat melalui media sosial.
"Namun, saya berpikir, masyarakat dan wartawan butuh saya. Saat saya tidak ada, kejadian bencana tidak diberitakan oleh media. Kalau pun ada, pernyataan dari pejabat berwenang sangat normatif," katanya.
Karena itu, dia memutuskan untuk tetap aktif bekerja meskipun sudah disibukkan dengan pengobatan yang harus dijalani. Dia menganggap pekerjaannya melayani wartawan sebagai bagian dari ibadah.
"Mungkin ini memang teguran dari Tuhan. Saya ikhlas," ujarnya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018