"Pembiayaannya KPBU, jadi bukan hanya pemerintah memberikan dana tapi swasta juga termasuk Pemda, Kota Madya Surabaya dan PT KAI," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai Dialog Nasional: Sukses Indonesiaku di Universitas Airlangga, Surabaya, Selasa.
Budi menyebutkan proyek Trem Surabaya membutuhkan dana Rp4,5 triliun, namun pemerintah hanya mampu menyediakan dana Rp1 triliun sampai Rp1,5 triliun dari pemerintah pusat dan pemerintah kota Surabaya.
"Subsidi kolaborasi pemerintah pusat dan pemda," katanya.
Dia mengatakan pembangunan akan mulai dilakukan tahun ini dan prosesnya akan berlangsung paling lama tiga tahun.
Kajian teknis (Detailed Engineering Design/DED) proyek tersebut sudah rampung.
"Trem DED-nya sudah selesai, kita lagi sosialisasi, hari ini bagian dr sosialisasi itu. Jadi saya bertemu dengan Bu Risma, begitu antusias untuk membangun itu," katanya.
Budi menyebutkan trem Surabaya akan terdiri atas 20-30 rangkaian kereta yang akan beroperasi sepanjang rute Joyoboyo-Rajawali sepanjang 17 kilometer dengan keberangkatan trem setiap enam menit.
Trem yang akan melintasi 29 pemberhentian itu mampu mengangkut 4.500 penumpang per jam.
Terkait tarif, Budi mengatakan akan ada subsidi dari pemerintah, namun besarannya masih dikaji.
"Tarifnya kita survei dulu, belum ditetapkan. Kelihatannya harus ada subsidi," katanya.
Pemerintah juga telah menandatangani kerja sama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) sebagai dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menyiapkan dokumen yang nantinya akan ditawarkan kepada swasta.
Baca juga:
Trem Surabaya selesai sebelum 2020
Tarif trem Surabaya akan disubsidi
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018