"Kampus UIII sendiri akan turut mempersiapkan para imam sekaligus akademisi yang dapat mempromosikan Islam yang toleran, ramah dan moderat ke dunia internasional," kata Staf Ahli Menteri Agama RI Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi Oman Fathurahman di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dunia yang sedang Islamofobia harus ditangani dengan baik karena sejatinya Islam itu tidak meneror dunia, melainkan menebar rahmat untuk alam semesta.
"Dari UIII nantinya akan muncul para imam dan akademisi berawasan Islam yang rahmatan lil`alamin," sambung dia.
UIII juga akan menjadi media dialog lintas agama yang tujuannya mengenalkan Islam damai ke berbagai kalangan, termasuk individu dan pemuka agama lintas iman.
Baca juga: Menag: Moderat adalah DDNA perguruan tinggi Islam
Kementerian Agama dan UIII, kata dia, juga dapat memproyeksikan pengiriman imam ke negara-negara Barat dan Eropa. Pemahaman terbatas masyarakat dunia terhadap Islam, serta lebih banyak dipengaruhi oleh citra Islam politik di Timur Tengah yang penuh dengan konflik adalah salah satu penyebab menguatnya Islamofobia.
Islamofobia juga diwarnai penolakan melalui kekerasan dan teror terhadap kehadiran muslim di Barat dan Eropa, seperti terjadi di Norwegia, Prancis dan lainnya.
"Ini adalah kesempatan bagi Indonesia, melalui Kementerian Agama, untuk lebih memainkan perannya dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih damai," kata dia.
Menurut dia, sejumlah imam di Barat dan Eropa sering berasal dari Timur Tengah yang menggunakan pendekatan dakwah halal-haram dari pada pendekatan kultural dan spiritual.
"Inilah kesempatan imam dan akademisi muslim Indonesia untuk lebih terlibat dalam isu-isu kemanusiaan multikulturalisme di dunia internasional," kata Oman.
Baca juga: Universitas Islam Internasional Indonesia ajarkan Islam moderat
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018