Kelompok yang menamai dirinya Stanford Students Against Addictive Devices (SSAAD) mengeluhkan Apple tidak melakukan apapun untuk menghentikan pengguna untuk terus-menerus memeriksa perangkat iPhone atau iPad mereka.
Dengan memegang kertas protes atas tindakan Apple, kelompok tersebut menuntut agar perusahaan tersebut merancang cara untuk menghentikan pemilik perangkat mobile Apple agar tidak terus menerus memeriksa layar perangkat di tangan mereka.
Mahasiswa senior di Stanford University, Sanjay Kannan, mengemukakan hasil survei tahun 2016, yang dilakukan oleh Common Sense Media, bahwa 50 persen remaja kecanduan perangkat mobile mereka, dan 69 persen orang tua memeriksa ponsel mereka setiap jam.
SSAAD meminta Apple untuk menyertakan sebuah aplikasi pada iPhone yang bisa melacak "penggunaan ponsel dan laporan pola yang jelas."
Baca juga: Psikolog: "Gadget" sering mendikte perilaku penggunanya
Saat ini, pengguna iPhone dapat melacak berapa lama mereka menggunakan setiap aplikasi sebagai persentase dari total penggunaan baterai selama 24 jam, dan 7 hari.
Pada Januari, Apple mengatakan "Kami terus mencari cara untuk membuat pengalaman penggunaan perangkat kami menjadi lebih baik."
"Kami memiliki fitur dan perangkat tambahan baru yang direncanakan untuk masa depan... Kami memikirkan secara mendalam tentang bagaimana produk kami digunakan dan dampaknya terhadap pengguna dan orang di sekitar mereka," tambah Apple.
Apple memang menunjukkan bahwa pengguna dapat mengatur iPhone mereka ke "grayscale mode" yang mampu menghilangkan warna dari ponsel dan membuat tampilan kurang menarik untuk dilihat.
Namun, SSAAD menginginkan lebih dari itu. Mereka ingin melihat Apple mengembangkan "Essential Mode" yang akan menonaktifkan semua fungsi iPhone kecuali fitur telepon, teks dan foto.
"Secara historis, Apple telah menjadi satu (perusahaan) yang mempopulerkan fitur baru dan menjadikannya sesuatu yang diharapkan setiap konsumen perangkat mobile. Face ID contohnya, perusahaan lain telah melakukannya sebelum Apple, tapi begitu Apple melakukannya, rasanya seperti (menjadi) sesuatu yang harus kita miliki," ujar Sanjay Kannan, mahasiswa Stanford University, dilansir dari Phone Arena.
Baca juga: Lima kiat atasi kecanduan handphone
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018