Menteri Arief Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan, pihaknya menggelar Workshop Matchmaking Calender of Event, Digital Destination, Diaspora Restaurant, with Co-Branding Partners dalam rangka menyinergikan langkah dan menyatukan persepsi antara pemerintah, kalangan artis, pengusaha, hingga pengelola destinasi wisata.
"Keberhasilan pengembangan pariwisata nasional ditentukan oleh kerja sama yang dilakukan seluruh pihak terkait," katanya.
Untuk itu, kata dia, melalui berbagai kesempatan ia merasa perlu mempertemukan berbagai pihak.
Menpar sendiri dalam hal branding atau pemasaran memiliki strategi co-branding dengan 10 eksisting restoran Indonesia.
"Saya telah mencoba, namun belum berhasil untuk membuka restoran di luar negeri. Biayanya tidak murah. Dan pemerintah tidak menyediakan anggaran. Sebagai pembanding, pemerintah Thailand memberi subsidi setara dengan 100 ribu dolar AS bagi yang membuka restoran di luar Thailand," katanya.
Akhirnya ia memutuskan melakukan branding existing restoran yang sudah ada atau yang disebut dengan Diaspora Restaurant.
"Hal ini tentu saja membawa keuntungan bagi pihak-pihak yang terlibat," ujar Arief Yahya.
Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, mengharapkan pertemuan ini dapat membuka peluang kerja sama yang baik sehingga mewujudkan cita-cita bersama yakni mengembangkan pariwisata.
"Empat komponen kita pertemukan. Semuanya merupakan mitra Kemenpar pada 2018. Semoga pertemuan kali ini bisa menghasilkan kerja sama dengan baik," ujar I Gde Pitana.
Acara ini dihadiri oleh 124 Brands dan 39 Dinas Kabupaten/Provinsi yang sudah dan tertarik melakukan "Co Branding" dengan Wonderful Indonesia.
"Semua kerja sama yang dilakukan ini memiliki satu alasan yakni memajukan pariwisata secara bersama," kata Pitana.
Baca juga: Menpar promosi wisata melalui buku prangko Indonesia
Baca juga: Menpar targetkan raih 50 penghargaan internasional
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018