Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan pada Desember 2017 rasio kredit macet di angka 1,6 persen sedangkan pada Februari 2018 turun menjadi 1,5 persen. Penurunan rasio kredit macet itu diraih karena perusahaan lebih berhati-hati dalam menyetujui pengajuan kredit konsumen.
"NPL kami sampai akhir tahun itu 1,6 persen. Bulan ini 1,5 dengan tren yang membaik. Pada bulan Oktober-November tahun lalu sempat menyentuh 1,9. Sekarang membaik," kata Hafid Hadeli kepada wartawan usai peluncuran Akses Adira Finance di Jakarta, Rabu.
"Membaik karena cara kami menyetujui loan. Kami pilih-pilih konsumen yang bagus. Kami lebih hati-hati," katanya.
Baca: Adira Finance kucurkan pembiayaan Rp5,5 triliun hingga Februari 2018
Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa risiko kredit macet akan selalu ada dalam perusahaan pembiayaan. Untuk itu, setiap perusahaan sudah memiliki strategi dalam menangani masalah itu.
Hafid Hadeli mengungkapkan bahwa segmen sepeda motor masih menjadi kontributor NPL terbesar sekira 2 persen, sedangkan mobil 1 persen.
"Selalu motor itu lebih tinggi dari mobil dari segi NPL. Perbandingannya motor kira-kira 2 persen, mobil 1 persen. Jadi rata-rata 1,5 persen," jelas dia.
Ketika ditanya soal rasio NPL hingga akhir tahun, Hafid menegaskan "NPL di bawah 2 persen itu mutlak dipertahankan."
Baca: Cara Adira Finance mudahkan layanan pembayaran
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018